Kacau! Ekspor Belum Maksimal, Stok CPO Bakal Rekor Lagi

News - Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
12 July 2022 07:05
Bongkar Muat Minyak Crude Palm Oil (CPO) (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Bongkar Muat Minyak Crude Palm Oil (CPO) (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Stok minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) diprediksi terus menumpuk, bahkan berpotensi cetak rekor baru. Akibat belum lancarnya ekspor, sementara produksi sawit RI tahun ini diprediksi lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung mengatakan, dalam kondisi normal, stok CPO Indonesia berkisar 3,5 hingga 4 juta ton.

Hanya saja, lanjut dia, dalam 2 bulan terakhir kinerja ekspor CPO dan turunannya anjlok. Sebagai efek domino pelarangan sementara ekspor hingga diizinkan kembali dengan syarat DMO dan DPO, serta kenaikan tarif pajak untuk mempercepat ekspor.

"Stok 8 juta sudah ada di tangki storage, akibat larangan ekspor maupun DMO dan DPO. Kenapa harga CPO dalam 2 pekan terakhir anjlok? Karena pasokan CPO kita sudah masuk ke pasar dunia," kata Tungkot kepada CNBC Indonesia, Senin (11/7/2022).

Dia menambahkan, sejak bulan Januari 2022, panen sawit terus meningkat dibandingkan tahun lalu. Karena itu, ujarnya, jika tanpa flush out (pengosongan tangki segera), produksi CPO baru dari petani tidak tertampung.

"Mei dan Juni anjlok ekspornya. Mei menjadi hanya 762 ribu ton, biasanya di atas 2 juta ton. Juni juga anjlok karena DMO (domestic market obligation/ wajib pemenuhan domestik). Bulan Mei tambah stok sekitar 1,5 juta ton dan Juni tambah sekitar 700 ribu ton. Jadi stok saat ini lebih dari 8 juta ton. Malah Gapki estimasi sudah sekitar 9 juta ton," kata Tungkot.

Mengutip data Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), stok CPO per April 2022 tercatat mencapai 6,10 juta ton. Angka ini tertinggi sejak tahun 2016, dimana stok akhir tercatat sebanyak 3,75 juta ton.

Estimasi berbeda diproyeksikan Sekjen Gapki Eddy Martono.

"Kapasitas tangki di PKS (pabrik kelapa sawit) itu sekitar 4 juta ton, ditambah hilir dan pelabuhan sekitar 7 juta ton. Kalau stok sampai 8 juta ton berarti tangki semua penuh," kata Eddy kepada CNBC Indonesia, Senin (11/6/2022).

"Sampai dengan Juni sekitar 6,3 juta ton, ekspor memang belum lancar. Sementara sejak Juni produksi tinggi, sehingga satu-satunya jalan, ekspor harus segera," tambah Eddy.

Pacu Konsumsi Domestik

Hanya saja, lanjut Tungkot, Indonesia sebaiknya jangan melepas ekspor langsung secara besar-besaran. Sebab, hal itu bisa menekan harga CPO dunia hingga anjlok dalam.

Lebih baik, ujarnya, pemerintah fokus merealisasikan segera penyerapan B35 maupun B40. Sebagaimana telah dicanangkan pemerintah.

Dia memaparkan, penggunaan biodiesel saat ini lebih menguntungkan, dimana harga diesel impor Rp21.000 per liter, sedangkan biodiesel murni hanya sekitar US$0,95 per liter.

"Jadi menguntungkan B30 maupun B40 tanpa subsidi. Kebetulan kita surplus stok sampai 8 juta ton. Jika 8 juta ton dibuang ke pasar dunia, harga CPO dunia akan anjlok dan memukul balik harga TBS petani. Jika stok tersebut diserap ke industri biodiesel domestik, harga TBS petani naik, harga CPO dunia naik juga, impor diesel makin turun, artinya hemat devisa," kata Tungkot.

Dia berharap pelaksanaan B35 maupun B40 segera terealisasi, tidak berkutat soal aturan.

"Toh nggak ada bedanya aturan B30 yang sudah adengan B35 dan B40. Yang penting, komitmennya ada dan jangan diatur mafia impor bbm. Ada urgensinya saat ini. Selamatkan neraca perdagangan migas, penghematan devisa dan penyelamatan jutaan petani sawit. Semestinya 1 minggu ini bisa dijalankan. SOP telah ada, semua sudah ada, jadi tidak ada alasan untuk menunda. Hanya menambah sekitar 10% volume kok pake lama?," tukasnya.

Sementara itu, Eddy memproyeksikan, penerapan B30 ke B35 hanya menambah penyerapan CPO domestik 1,2 juta ton.

"Percepatan ekspor dibutuhkan. Sebaiknya ada relaksasi dulu kebijakan untuk mempercepat ekspor. Sebaiknya dilepas dulu DMO dan DPO sampai stok turun ke 3-4 juta ton," ujarnya.

Jika tidak, kata Eddy, akan terjadi penumpukan stok terus menerus.

"Karena panen harus jalan terus tidak bisa berhenti. Kasihan juga petani, TBS (tandan buah segar) tidak terserap. Kalau pun terserap harga jatuh," pungkas Eddy.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Airlangga Sebut Ekspor CPO Masih Ada Hambatan, Tapi..


(dce/dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading