Harga BBM & LPG Non subsidi Naik, Waspada Inflasi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan PT Pertamina (Persero) yang baru saja melakukan penyesuaian kenaikan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) non subsidi dikhawatirkan bisa memberikan kontribusi terhadap inflasi. Bahkan angka inflasi diproyeksikan dapat menyentuh 5% sampai 5,5% pada tahun ini.
Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira menilai semakin tinggi disparitas harga barang subsidi dan non-subsidi maka semakin tinggi pula migrasi penggunanya.
Sementara di saat yang bersamaan pemerintah juga berupaya melakukan berbagai pengendalian dan pembatasan dalam penyaluran LPG subsidi agar lebih tepat sasaran.
Menurut Bhima, masyarakat terutama kelas menengah akan menghabiskan uang lebih banyak untuk biaya kebutuhan hidup. Sedangkan daya beli kelas menengah akan turun dan berdampak terhadap penjualan berbagai produk sekunder dan tersier.
"Siap-siap penjualan rumah, kendaraan bermotor, elektronik akan turun. Sementara masyarakat atas cenderung lakukan saving atau menahan diri untuk belanja karena ini menunjukkan sinyal inflasi akan tinggi tahun ini," ujar Bhima kepada CNBC Indonesia, Senin (11/7/2022).
Bhima menilai jika pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan LPG subsidi 3 kg, ia khawatir akan timbul masalah baru. Pasalnya, masalah pendataan untuk menentukan kriteria yang masuk golongan subsidi dan non-subsidi perlu perbaikan secara menyeluruh.
Pemerintah sebenarnya bisa saja melakukan opsi lainnya dalam mengatasi kenaikan harga LPG yang terus melonjak. Salah satunya seperti dengan mendorong pembangunan jargas untuk mengurangi ketergantungan pada LPG impor yang nilainya Rp 80 triliun.
"Windfall dari pendapatan pajak dan PNBP komoditas ekspor, sebaiknya sebagian disisihkan untuk bangun jaringan pipa jargas. Itu solusi tapi selama ini progressnya lambat dan kurang jadi prioritas," katanya.
Seperti diketahui, Pertamina baru saja melakukan penyesuaian harga yang berlaku pada 10 Juli 2022 untuk LPG non subsidi. Adapun untuk LPG 3 Kg non subsidi berwarna pink dipatok menjadi Rp 58 ribu per tabung.
Sementara untuk harga LPG 5,5 kg naik menjadi Rp 100.000 - Rp 127.000 per tabung. Sedangkan untuk LPG 12 kg rata-rata harganya mencapai Rp 213.000 - Rp 270.000 per tabung dilihat berdasarkan wilayahnya.
[Gambas:Video CNBC]
Terungkap! Ini Alasan Pertamina Naikkan Harga BBM & LPG
(pgr/pgr)