Data 'Ngeri' Ini yang Bikin Jokowi Wajibkan Masker (Lagi)?

Maesaroh, CNBC Indonesia
11 July 2022 12:02
1241633336
Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami kenaikan dalam tujuh pekan terakhir atau hampir dua bulan terakhir. Tambahan kasus baru pada sepekan terakhir menembus 29,13%.



Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus Covid-19 selama sepekan terakhir (4-10 Juli 2022) mencapai 17.388, naik 29,13% dibandingkan pekan sebelumnya (27 Juni-3 Juli 2022) yang tercatat 13.466. Artinya, kasus Covid-19 di Indonesia selalu meningkat dalam tujuh pekan terakhir.

Kasus Covid-19 di Indonesia mulai melonjak pada akhir Mei tahun ini seiring masuknya subvarian BA.4, BA.5. Kenaikan kasus bahkan pernah melompat jingga 105,7% pada 13-19 Juni. Kenaikan melandai pada tiga pekan lalu menjadi 63,1%, dua pekan lalu sebesar 8,81% dan naik kembali 29.13% pada sepekan terakhir.



Tingginya kasus Covid-19 tidak bisa dilepaskan dari masih meningkatnya tambahan kasus yang dilaporkan dari Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Ketiga provinsi tersebut merupakan episentrum gelombang III Covid-19 yang dipicu varian Omicron dan subvarian BA.4, BA.5.



Pada Kamis pekan lalu, tambahan kasus Covid-19 bahkan mencapai 2.881 atau tertinggi sejak 1 April 2022 atau tiga bulan lebih. Kasus kemudian melandai menjelang akhir pekan dan tercatat 2.576 pada Minggu (10/7/2022).



Jakarta dan Jawa Barat masih menjadi pusat penyebaran Covid-19. Dalam sepekan terakhir, tambahan kasus Covid di Jakarta mencapai 9.309 atau naik 24,3% dibandingkan pekan sebelumnya. Sementara itu, kasus di Jawa Barat melonjak 26,4% menjadi 3.275.

Lonjakan juga terjadi pada angka positivity rate. Rata-rata positivity rate sepekan terakhir mencapai 5,45%. Level tersebut di atas batas aman yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5%.



Angka positivity rate tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada pekan sebelumnya yang tercatat 3,62%. Kemarin, angka positivity rate bahkan menembus 8,50% atau tertinggi sejak 17 Maret 2022 atau 3,5 bulan terakhir. Kasus kematian pada sepekan terakhir meningkat tipis menjadi 38 jiwa dari pekan sebelumnya yang tercatat 32 jiwa.

Kenaikan kasus Covid-19 tidak hanya hanya dialami Indonesia. Sebagian besar negara ASEAN hingga Korea Selatan tengah melaporkan kenaikan kasus. Singapura melaporkan kasus sebanyak 63.070 dalam sepekan terakhir atau naik 7,12%.

Kasus Covid di Malaysia melejit 28,19% dalam sepekan menjadi 22.083 sementara Kasus di Korea Selatan melonjak hingga 92% menjadi 122. 257.

Namun, kasus di Thailand menurun 6,9% dalam sepekan menjadi 14.978. Jika dihitung per hari, rata-rata kasus Covid-19 di Singapura bertambah 9.010 per hari sementara Malaysia 2.154, Thailand 2.139 dan Korea Selatan 17.465 kasus.


Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, mengatakan kenaikan kasus di Indonesia dan negara lain merupakan dampak dari penyebaran subvarian BA.4, BA.5.

Pelonggaran protokol kesehatan serta mobilitas masyarakat juga turut andil dalam meningkatkan penyebaran. Dia mengingatkan virus varian BA.4, BA.5 berkembang cepat di saluran pernafasan bagian atas dan lebih sering terdeteksi di hidung.

"Memakai masker dan membatasi kapasitas sangat terbukti bisa menekan kasus," tutur Dicky, kepada CNBC Indonesia.

Sebagai catatan, sebagian besar negara di dunia sudah melonggarkan protokol kesehatan terutama penggunaan masker di luar ruangan.
Singapura sudah tidak mewajibkan penggunaan masker di luar ruangan sejak 29 Maret, Malaysia sejak 1 Mei, Korea Selatan sejak 2 Mei, Indonesia sejak 18 Mei, dan Thailand 23 Juni.

Kendati kasus melonjak, negara-negara tersebut belum mewajibkan kembali pemakaian masker di luar ruangan.

Indonesia sendiri belum menegaskan untuk mewajibkan kembali pemakaian masker di luar ruangan. Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masker tetap digunakan baik di dalam atau luar ruangan.

Jokowi sendiri sebelumnya menjadi orang pertama mengumumkan kebijakan pelonggaran penggunaan masker di luar ruangan pada Mei 2022 lalu. Pada saat itu pandemi Covid-19 masih relatif terkendali ketimbang saat ini. 

"Saya juga ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa Covid-19 masih ada. Oleh sebab itu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, memakai masker adalah masih sebuah keharusan," kata Jokowi, seperti dikutip Senin (11/7/2022).

Jokowi tidak menjelaskan secara spesifik alasannya kembali menganjurkan masyarakat memakai masker di luar ruangan. Namun, Jokowi menekankan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan waspada.

"Karena emang faktanya Covid-19 itu masih ada, utamanya yang varian BA.4 dan BA.5 di semua negara. Alhamdulillah kita masih berada pada angka-angka yang masih terkendali, negara-negara lain ada yang masih di atas 100 ribu kasus hariannya," katanya.

Menyusul lonjakan kasus, pemerintah Indonesia akan kembali memperketat syarat perjalanan kembali. Mulai 17 Juli 2022, mereka yang hendak bepergian dan belum mendapatkan vaksinasi booster harus menunjukan bukti negatif tes Covid.



Untuk yang baru mendapatkan vaksinasi dosis kedua, mereka wajib menyertakan
hasil negatif rapid tes antigen 1x24 jam atau PCR 3x24 jam. Sementara yang baru mendapatkan vaksinasi dosis I harus menyertakan hasil negatif RT-PCR 3X24 jam.

Mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi booster diperbolehkan untuk bepergian tanpa harus menyertakan hasil negatif tes Covid.

"Untuk anak berusia 6-17 tahun diwajibkan untuk menyertakan bukti vaksin dosis lengkap dan tidak diwajibkan testing," demikian bunyi Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 No. 21/2022.

Syarat wajib booster diharapkan bisa kembali meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengikuti program vaksinasi, Kendati vaksinasi booster sudah dimulai Januari 2022 tetapi jumlah penerimanya masih sangat sedikit.

Data BNPB per kemarin menunjukkan penerima vaksinasi booster di Indonesia baru mencapai 51,94 juta atau 24,9% dari target sasaran. Bandingkan dengan Malaysia yang sudah mencapai kisaran 50% sementara Singapura di atas 75%.

Jumlah penerima vaksin booster sempat melonjak pada periode Maret-April 2022 setelah pemerintah mengumumkan vaksinasi booster sebagai syarat perjalanan mudik.


Penerima vaksinasi booster pada periode 24 Maret-29 April 2022 mencapai 21,14 juta. Bandingkan pada periode 10 Mei-10 Juli atau dalam dua bulan terakhir yang hanya bertambah 10,81 juta.





TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger! Raja & Ratu Malaysia Positif Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular