Ngeri Covid China 'Meledak' Lagi, Ada Aturan Baru Soal Vaksin
Jakarta, CNBC Indonesia - Beijing menjadi kota pertama di China mengumumkan mandat vaksin Covid-19 bagi penduduknya. Mereka yang akan berada di tempat umum wajib vaksin untuk menahan penularan subvarian Omicron baru.
Melansir CNN International, mulai 11 Juli, warga perlu menunjukkan bukti vaksinasi untuk memasuki berbagai tempat umum di ibukota China tersebut, termasuk bioskop, perpustakaan, museum, gimnasium, stadion, dan pusat pelatihan, menurut seorang pejabat kesehatan kota dalam jumpa pers Rabu (6/7/2022).
Warga lanjut usia yang mengunjungi tempat-tempat yang menawarkan kegiatan khusus untuk orang tua, seperti pusat rekreasi dan ruang permainan, juga harus divaksin sesegera mungkin.
Pejabat tersebut menambahkan orang yang "tidak cocok" untuk vaksinasi akan dibebaskan dari persyaratan, tetapi tanpa menjelaskan bagaimana mereka dapat memberikan bukti pengecualian.
Namun masih belum jelas bagaimana orang yang menerima vaksinasi di luar negeri dapat memenuhi persyaratan tersebut. Sistem kode kesehatan China, yang digunakan untuk menunjukkan bukti vaksinasi, saat ini tidak mengenali vaksin asing, dan mereka yang disuntik di luar negeri belum bisa mendaftarkan vaksinasi mereka.
Tempat-tempat yang memiliki kapasitas terbatas atau membutuhkan reservasi diwajibkan untuk memprioritaskan masuknya pelanggan yang divaksinasi.
Mandat vaksin datang ketika Beijing melaporkan tiga kasus subvarian BA.5.2 Omicron, yang sangat menular dan mampu lolos dari antibodi. Wabah subvarian baru telah menutup kota barat laut Xi'an, di mana tempat hiburan, olahraga dan keagamaan telah ditutup, dengan restoran terbatas pada layanan takeaway dan pengiriman hingga Rabu depan.
Pada Januari, 98% dari lebih dari 20 juta penduduk Beijing telah divaksinasi lengkap, termasuk 12 juta orang yang telah menerima suntikan booster, menurut pernyataan pemerintah. Tetapi tingkat vaksinasi di antara orang tua lebih rendah. Pada April, 80% penduduk Beijing berusia di atas 60 tahun telah divaksin.
China sendiri masih menggunakan pendekatan nol-Covid, di mana kota-kota di seluruh negeri terpaksa ditempatkan di bawah penguncian penuh atau sebagian. Strategi yang mengandalkan pengujian massal, karantina, dan penguncian cepat untuk membasmi kebangkitan virus ini telah menghancurkan aktivitas ekonomi.
(tfa/tfa)