Covid-19 China Menggila Lagi, Vaksinasi Biang Keladinya?

News - Teti Purwanti, CNBC Indonesia
05 May 2022 12:15
A worker in a protective suit holds a health QR code next to a line of people waiting for a nucleic acid test at a mass testing site for the coronavirus disease (COVID-19) amid the outbreak, during the Labour Day holiday in Beijing, China May 1, 2022. REUTERS/Alessandro Diviggiano Foto: REUTERS/STAFF

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Covid-19 di Indonesia kian melandai. Satgas Covid-19 mencatat, penambahan kasus baru pada Selasa (3/5/2022) sebanyak 107 kasus atau jauh menurun dari hari sebelumnya sebanyak 168 kasus. Adapun, penambahan kasus harian tersebut terus berada dalam tren penurunan dalam sepekan terakhir. Secara total, kasus yang telah terkonfirmasi sebanyak 6.047.315.

Namun, tren ini tidak diikuti oleh negara lain khususnya China. Ibu kota China, Beijing, telah menutup puluhan stasiun dan ratusan rute bus di sana, pada Rabu (4/5/2022). Hal itu dilakukan sebagai upaya pembatasan ketat (lockdown), untuk menghentikan penyebaran COVID-19.

Dikutip dari Reuters, misalnya di pusat kota Zhengzhou juga telah menutup lebih dari 40 stasiun kereta bawah tanah, dan 158 rute bus. Zhengzhou merupakan rumah bagi 12,6 juta orang, hingga tempat perusahaan Foxconn yang merupakan pabrik pembuat iPhone.

Sebagian besar stasiun dan rute yang berhentikan itu berada di distrik Chaoyang, yang merupakan tempat pusat wabah di Beijing. Sehingga hal itu membuat warga merasa sulit untuk bisa keluar ke mana-mana.

Jutaan penduduk tengah berada di bawah penguncian ketat, selama lebih dari sebulan. Pada Selasa malam kemarin, sejumlah kota lain juga telah mengumumkan pekerjanya untuk bekerja secara work from home (WFH) untuk Minggu mendatang.

Membludaknya kasus baru setiap hari juga membuat kota Beijing, menutup sekolah dan beberapa kegiatan bisnis hingga tempat yang berisiko tinggi dalam penyebaran virus.

Pemerintah mengatakan kebijakan tersebut adalah upaya untuk membuat kasus nol-COVID, yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin.

Namun, kebijakan tersebut dianggap telah merugikan konsumsi domestik dan output pabrik. Sehingga, mengganggu rantai pasokan global utama dan menyusutkan pendapatan untuk beberapa raksasa merek internasional seperti Apple, induk Gucci Kering, dan Taco Bell-owner Yum China.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Besok, Beijing Longgarkan Pembatasan di Beberapa Daerah


(hsy/hsy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading