Harga BBM Naik, RI Selamat dari 'Bom Waktu'?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
30 June 2022 07:45
Lalu lintas Jalan KH Noer Ali Inspeksi Kalimalang macet berkilo-kilometer imbas penutupan ruas tol mengarah ke Cikampek pada Sabtu (7/5/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Lalu lintas Jalan KH Noer Ali Inspeksi Kalimalang macet berkilo-kilometer imbas penutupan ruas tol mengarah ke Cikampek pada Sabtu (7/5/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Anggaran 2022 mengasumsikan penurunan 15% dalam total subsidi menjadi Rp 207 triliun, dengan energi, termasuk listrik, mencapai Rp 134 triliun vs Rp 140 triliun pada tahun lalu.

Selain itu, perusahaan minyak milik negara, Pertamina, juga perlu menerima kompensasi atas kerugiannya (menjual di bawah harga pasar).

Berbeda dengan penurunan subsidi yang dianggarkan, harga minyak dunia telah bergerak ke lain arah. APBN 2022 mengasumsikan Harga Minyak Mentah Indonesia sebesar US$ 63 per barel dan tingkat yang berlaku saat ini adalah 45% lebih tinggi, rata-rata US$ 99,4 per barel pada Januari-April 2022.

Pada triwulan pertama 2022, total subsidi naik 80% secara tahunan, dengan subsidi untuk energi meningkat sebesar 55% secara tahunan.

Indonesia Economic Outlook (Dok: DBS)Foto: Indonesia Economic Outlook (Dok: DBS)
Indonesia Economic Outlook (Dok: DBS)

Ditambah dengan kompensasi yang harus dibayarkan kepada PT Pertamina sebesar Rp 49,5 triliun pada 2020. Dengan Rp 15,9 triliun masih belum dibayarkan di samping Rp 68,5 triliun untuk tahun 2021, yang mungkin jauh lebih tinggi dari yang dianggarkan sebesar Rp 140 triliun untuk 2022

Dengan asumsi kenaikan 20% dalam total subsidi di samping kompensasi lebih tinggi untuk perusahaan minyak milik negara, dana cadangan kumulatif sebesar 0,4% dari PDB akan diperlukan untuk penghitungan tahun ini untuk tetap berada dalam target -4,85%

Ada dua pilihan, menyesuaikan harga bahan bakar bersubsidi atau memprioritaskan kembali pengeluaran yang telah disepakati untuk menciptakan peluang lebih besar untuk pengeluaran subsidi lebih tinggi.

Pilihan kedua membawa risiko untuk pertumbuhan karena perekonomian akan membutuhkan mesin tambahan untuk pemulihan di luar dorongan pembukaan kembali, yang akan kehilangan momentum pada paruh kedua tahun ini.

"Oleh karena itu, pandangan kami adalah bahwa harga bahan bakar mungkin sebagian perlu disesuaikan pada Juni atau Kuartal III-2022. Dengan asumsi penyesuaian sebagian harga bahan bakar, defisit fiskal 2022 kemungkinan akan menyempit menjadi -4,5% dari PDB vs yang ditargetkan -4,85%," jelas Bank DBS Indonesia.

(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular