Internasional

Dibilang Gagal Bayar Utang, Rusia: Kami Bisa Bayar!

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
27 June 2022 15:10
Infografis/ Ini 2 Raksasa ‘Penerus’ Gagal Bayar Evergrande / Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ Ini 2 Raksasa ‘Penerus’ Gagal Bayar Evergrande / Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang obligasi pemerintah Rusia di Taiwan mengaku belum menerima pembayaran kupon. Tenggat waktu pembayaran adalah kemarin malam.

Artinya, Negeri Beruang Merah resmi mengalami gagal bayar alias default. Ini menjadi default pertama sejak Revolusi Bolshevik yang melahirkan Uni Sovyet pada 1918.

 Sebagai informasi, pembayaran kupon yang semestinya diberikan adalah untuk dua seri obligasi bernilai US$ 100 juta. Ada yang dalam mata dolar Amerika Serikat (AS) dan mata uang euro.

Secara prinsip gagal bayar utang akan membuat reputasi sebuah negara turun. Bagi negara, gagal bayar akan merugikan karena berarti negara tersebut hanya akan bisa mengakses utang dengan bunga yang tinggi.

Dalam beberapa hari terakhir, Rusia telah mencari cara untuk menangani pembayaran demi mencegah default pertamanya dalam satu abad. Terlebih lagi konflik perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin tersebut dipojokan oleh negara-negara Barat. 

Pada Rabu (22/6/2022) lalu, Presiden Putin menandatangani dekrit yang berisi prosedur sementara dan memilih bank tertentu untuk menangani pembayaran di bawah skema baru dalam waktu 10 hari. Melalui skema ini, Rusia akan mempertimbangkan kewajiban utangnya terpenuhi ketika membayar pemegang obligasi dalam rubel.

Namun, salah satu sumber terkait di Taiwan mengatakan kepada Reuters bahwa dua obligasi internasional itu tidak mencantumkan pembayaran dengan rubel. Rusia dilaporkan berjuang mempertahankan pembayaran obligasi US$ 40 miliar sejak serangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Perang tersebut memicu rentetan sanksi dari Barat dan membuat Rusia keluar dari sistem keuangan global membuat asetnya tidak tersentuh oleh banyak investor.

Head of Sovereign Litigation di Quinn Emanuel, Dennis Hranitzky, mengatakan default Rusia sebenarnya sudah diramalkan sejak Maret lalu. Pernyataannya tinggal kapan default bakal terjadi.

Default ini ditengarai bersifat simbolik karena Rusia memang tidak bisa meminjam ke pihak mana pun akibat sanksi. Rusia pun masih bisa mendapatkan pemasukan dari penjualan minyak dan gas ke sejumlah negara seperti China dan India.

Kondisi semakin buruk karena devisa bank sentral masih beku dan bank-bank terbesar terputus dari sistem keuangan global.

Informasi pada Maret lalu, cadangan devisa Rusia yang bisa diakses tinggal simpanannya di China, yang porsinya 17,67% dari total cadangan mereka. Sedangkan sekitar 61% lainnya sudah dibekukan.

Atlantic Council menerangkan bahwa data ini belum memperhitungkan cadangan devisa yang tersimpan di dalam negeri Rusia. Porsi simpanan Rusia di IMF/BIS juga dinilai belum menggambarkan besaran sesungguhnya, karena datanya sulit dipastikan.

Pada Kamis minggu lalu (23/6/2022), Menteri Keuangan Anton Siluanov menyebut kabar gagalnya pembayaran utang ini sebagai lelucon. Siluanov mengatakan bahwa masih ada miliaran dolar dalam seminggu yang mengalir ke kas negara dari ekspor energi.

"Negara memiliki sarana dan bisa membayar. Siapa pun dapat menyatakan apa pun yang mereka suka. Tetapi siapa pun yang memahami apa yang terjadi tahu bahwa ini sama sekali bukan default," kata Siluanov, seperti dikutip Bloomberg.

Kementerian Keuangan Rusia mengklaim telah melakukan pembayaran ke National Settlement Depository (NSD) dalam euro dan dolar AS. Serta juga memastikan pihaknya memenuhi kewajiban.

Meski demikian, Dana tersebut belum menemukan jalannya untuk sampai kepada banyak pemegang obligasi internasional. Bagi banyak pemegang obligasi, tidak menerima uang yang terutang tepat waktu ke rekening mereka merupakan default.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Biang Kerok yang Bikin Rusia Terancam Gagal Bayar Utang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular