CNBC Insight

Heboh Kepri RI Milik Malaysia, Tentu Tidak Tuan Mahathir!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 June 2022 12:00
Cover Topik Insight, Mahatir Mohamad
Foto: Cover Topik/ Mahatir Mohamad/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Mahathir Mohamad, politisi senior yang juga mantan Perdana Menteri Malaysia, mengeluarkan pernyataan yang kontroversial. Dalam sebuah pidato akhir pekan lalu, Mahathir menyebut Singapura dan sebagian wilayah Indonesia adalah hak Negeri Harimau Malaya.

Tanah Melayu, demikian Mahathir, sebaiknya tetap menjadi milik suku bangsa Melayu. Menurutnya, Tanah Melayu dulu sangat luas, membentang dari Tanah Genting Kra di Thailand selatan sampai ke Kepulauan Ria, dan Singapura. Tetapi sekarang terbatas di Semenanjung Malaya.

"Saya bertanya-tanya apakah Semenanjung Malaya akan menjadi milik orang lain pada masa depan," kata pria berusia 96 tahun tersebut.

Kalau berkaca kepada sejarah, Singapura memang awalnya bagian dari Malaysia. Saat Sir Stamford Raffles, bapak Singapura modern, menjejakkan kaki di Singapura, kala itu Negeri Singa masih menjadi bagian dari Kesultanan Johor.

Bahkan pada 1960-an, Singapura masih menjadi bagian dari Malaysia. Namanya Negeri Singapura, satu dari 14 negara bagian Malaysia.

Pada 1963, Inggris membentuk negara Federasi Malaysia. Sesuatu yang kemudian menyulut bara di Jakarta.

Presiden Sukarno menilai Federasi Malaysia adalah negara boneka bentukan Inggris untuk melanggengkan kolonialisme dan imperialisme. Bung Karno kemudian menggelorakan semangat konfrontasi dengan slogan Ganyang Malaysia. Nama dua anggota korps Marinir, Usman dan Harun, menjadi sorotan karena pengeboman di MacDonald House. Ini terjadi pada masa konfrontrasi.

Meski awalnya terikat 'pernikahan', Singapura banyak tidak sejalan dengan Malaysia. Isu politik, ekonomi, hingga rasial menjadi bara di antara hubungan kedua pihak.

Akhirnya pada Agustus 1965, Perdana Menteri Malaysia Tuku Abdul Rahman memutuskan untuk mencoret Singapura dari wilayah Malaysia. Voting di parlemen memutuskan mengubah konstitusi dengan mengeluarkan Singapura. Hasilnya, Singapura menjadi negara berdaulat dengan Lee Kuan Yew sebagai Perdana Menteri pertama.

"Kami menunjukkan apresiasi kami kepada kepemimpinan negara baru bernama Singapura ini," kata Mahathir.

Halaman Selanjutnya --> Apakah Kepri Juga Wilayah Malaysia?

Kalau Mahathir menyebut Singapura sebagai wilayah Malaysia, mungkin masih ada dasarnya. Sebab negara ini memang dulunya bagian dari Negeri Jiran.

Bagaimana dengan Kepulauan Riau? Well, harus diakui bahwa dulu (dulu sekali) wilayah ini adalah bagian dari Kesultanan Malaka. Wilayah kesultanan ini membentang dari Kedah, Trengganu, Pahang, dan Johor di Maalaysia hingga Jambi, Kampar, Bengkalis, Kepulauan Karimun, dan Bintan di Indonesia.

Namun setelah kolonialis Belanda datang, satu per satu takhta di Nusantara berjatuhan. Pada 1913, Belanda menguasai penuh wilayah Kepulauan Riau dan diberi nama Residentie Riouw en Onderhoorigheden.

Oleh karena itu, kalau menyebut Kepulauan Riau sebagai wilayah Malaysia, rasanya agak kelewat batas. Sebab, bagaimana pun Indonesia adalah pewaris dari wilayah yang dahulu disebut Hindia Belanda.

Kepulauan Riau termasuk wilayah Hindia Belanda. Jadi Indonesia adalah pewaris sah dari wilayah tersebut. Dalam Undang-undang No 43/2008 tentang Wilayah Negara, penjelasan pasal 6 ayat (1) menyebut negara yang merdeka mewarisi wilayah bekas negara penjajahnya.

Pernyataan Mahathir sepertinya adalah contoh sebuah konsep yang mengundang kontroversi. Konsep itu adalah Ketuanan Melayu. Bangsa Melayu yang semestinya menjadi unggul, penguasa, pemilik Tanah Melayu.

Meski beraroma rasial, konsep ini diakui secara sah di Malaysia. Di pasal 153 konstitusi Malaysia, disebutkan bahwa bangsa Melayu memiliki kedudukan yang istimewa.

"Menjadi tanggungjawab Yang di-Pertuan Agong untuk melindungi kedudukan istimewa orang Melayu dan anak negeri mana-mana antara Negeri Sabah dan Sarawak dan kepentingan sah kaum-kaum lain mengikut peruntukan Perkara ini," demikian bunyi pasal 153 ayat (1) konstitusi Malaysia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular