Nih, Bukti Baru Perang Rusia-Ukraina Makan 'Tumbal'!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
14 June 2022 15:50
Pengunjung berbelanja di salah satu mal di Bekasi, Jawa barat, Jumat (22/4/2022). Pusat perbelanjaan atau mal mulai ramai dikunjungi masayarakat menjelang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah, kasus Covid-19 di Indonesian terus menurun membuat minat masyarakat untuk berbelanja di mal kembali bergeliat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pengunjung berbelanja di salah satu mal di Bekasi, Jawa barat, Jumat (22/4/2022). Pusat perbelanjaan atau mal mulai ramai dikunjungi masayarakat menjelang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah, kasus Covid-19 di Indonesian terus menurun membuat minat masyarakat untuk berbelanja di mal kembali bergeliat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Konflik di Ukraina telah menghancurkan harapan untuk segera mengakhiri kenaikan inflasi dan kendala pasokan karena pandemi Covid-19. Kenaikan suku bunga jadi jurus pamungkas bagi bank sentral di berbagai belahan dunia.

Namun taruhannya menjadi besar karena harga energi yang tetap tinggi. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi kian melambat. Jika tidak hati-hati roda ekonomi bisa jadi macet.

Sektor teknologi bisa dikatakan jadi korban kenaikan suku bunga. Perusahaan yang sarat suntikan modal mulai melakukan efisiensi. Sebab aliran modal diperkirakan tidak lagi selancar dahulu akibat kenaikan suku bunga.

Kembali ke persoalan harga pangan dan energi yang melambung serta masalah rantai pasokan yang terus memburuk. Fenomena tersebut menyiratkan bahwa inflasi masih akan tinggi.

"Harga pangan dan energi yang tinggi dan masalah rantai pasokan yang terus memburuk menyiratkan bahwa inflasi harga konsumen akan memuncak kemudian dan pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya," tulis OECD dalam laporannya.

OECD memperkirakan masalah rantai pasokan dan tekanan harga mulai dirasakan hingga tahun 2023. Termasuk dampak dari kenaikan suku bunga untuk melawan laju inflasi tercepat dalam 40 tahun di Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat.

"Inflasi inti diproyeksikan tetap berada pada atau di atas sasaran bank sentral di banyak negara ekonomi utama pada akhir tahun," kata OECD.

 

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular