Tetangga RI Ini Didatangi China Jelang Pemilu, Mau Apa Ya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan kunjungan ke Papua Nugini jelang pemilu di negara tersebut. Hal itu pun dikhawatirkan meningkatkan ketegangan selepas proposal Beijing untuk pakta keamanan bersama di Pasifik mendapat sambutan kurang sedap.
Waktu kunjungan Wang telah dikritik oleh mantan Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill. Menurutnya, tidak ada perjanjian yang harus ditandatangani dengan China sebelum pemilihan.
Surat kabar Post Courier yang mengutip O'Neill melaporkan akan "tidak pantas" bagi China untuk menyumbangkan peralatan keamanan atau menawarkan dukungan keamanan untuk pemilu. Laporan tersebut menyusul siaran ABC Australia yang melaporkan Beijing akan menawarkan 2.000 perlengkapan pelindung tubuh kepada polisi selama kunjungan Wang.
Adapun, Wang sedang melakukan tur ke delapan negara kepulauan Pasifik di mana ia telah menandatangani serangkaian perjanjian bilateral tentang perdagangan, perikanan, infrastruktur, dan pasokan peralatan polisi.
Pada hari Senin lalu, pertemuan virtual yang diselenggarakan oleh Wang di Fiji dengan rekan-rekan dari 10 negara pulau menunda pertimbangan kesepakatan regional yang mencakup kepolisian, keamanan, perikanan, data dan zona perdagangan bebas, yang diusulkan oleh China.
Amerika Serikat dan sekutunya telah menyatakan keprihatinan tentang ambisi Beijing untuk hubungan keamanan dengan negara-negara kepulauan Pasifik yang menguasai wilayah lautan yang kaya sumber daya dan akses ke wilayah dengan signifikansi militer strategis.
Beberapa negara Pasifik mengatakan mereka menentang kesepakatan itu atau membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan implikasi regionalnya.
"Ada kebencian atas Perjanjian Pasifik mengenai masalah keamanan," kata Menteri Luar Negeri Papua Nugini Elias Wohengu seperti dikutip oleh Post Courier.
Dia pun mengindikasikan Papua Nugini tidak mungkin menandatangani kesepakatan keamanan.
"Mengenai status keamanan PNG, kami akan menanganinya sendiri," tambahnya.
Perlu diketahui, Papua Nugini yang kaya sumber daya alam memiliki hubungan pertahanan dengan tetangga dekat Australia, yang telah setuju untuk meningkatkan pangkalan angkatan laut di sana.
Di sisi lain, Papua Nugini juga telah mengupayakan peningkatan penjualan ke China untuk proyek LNG-nya.
(luc/luc)