Internasional

Diam-diam China Mau 'Kuasai' Wilayah Pasifik, Ini Buktinya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 May 2022 16:55
A Chinese flag is raised during a medal ceremony for the women's freestyle skiing big air at the 2022 Winter Olympics, Tuesday, Feb. 8, 2022, in Beijing. (AP Photo/Jae C. Hong)
Foto: Bendera China (AP Photo/Jae C. Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - China kini tengah mencari kesepakatan dengan negara-negara kepulauan di kawasan Pasifik. Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kerja sama ini akan mencakup kepolisian, keamanan, serta kerja sama data dan komunikasi.

Otoritas China juga telah mengirimkan draf dokumen Visi Pembangunan Bersama Negara-negara Kepulauan China-Pasifik, serta rencana aksi lima tahun kepada 21 pemimpin di kawasan Pasifik. Rancangan komunikeĀ ini telah diedarkan oleh Beijing menjelang pertemuan di Fiji.

Disebutkan, China dan Kepulauan Pasifik akan "memperkuat pertukaran dan kerja sama di bidang keamanan tradisional dan non-tradisional".

"China akan mengadakan pelatihan polisi tingkat menengah dan tinggi untuk negara-negara Kepulauan Pasifik melalui cara-cara bilateral dan multilateral," tulis dokumen yang dilihat oleh Reuters, dikutip Rabu (25/5/2022).

Rencana aksi tersebut menguraikan dialog menteri tentang kapasitas penegakan hukum dan kerja sama polisi yang akan diadakan pada tahun 2022, dan China menyediakan laboratorium polisi forensik.

Rancangan komunike juga menjanjikan kerja sama pada jaringan data, keamanan siber, sistem bea cukai yang cerdas, dan untuk pulau-pulau Pasifik untuk "mengambil pendekatan yang seimbang terhadap kemajuan teknologi, pembangunan ekonomi, dan perlindungan keamanan nasional".

Komunike tersebut juga mengusulkan Kawasan Perdagangan Bebas Kepulauan China-Pasifik, dan dukungan untuk tindakan terhadap perubahan iklim dan kesehatan.

Meski begitu, rencana ini mendapat penolakan dari beberapa negara. Salah satunya Federasi Mikronesia, di mana Presiden David Panuelo mengatakan ini menunjukkan niat China untuk mengendalikan kawasan dan "mengancam stabilitas kawasan".

"Komunike bersama yang telah ditentukan sebelumnya harus ditolak, karena dia khawatir hal itu dapat memicu Perang Dingin baru antara China dan Barat," kata Panuelo.

Panuelo menyoroti risiko pulau-pulau Pasifik terperangkap dalam konflik geopolitik ketika ketegangan meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan China atas Taiwan.

"Namun, dampak praktis dari kontrol China atas infrastruktur komunikasi kami, wilayah laut kami dan sumber daya di dalamnya, dan ruang keamanan kami, selain dampak pada kedaulatan kami, adalah bahwa hal itu meningkatkan kemungkinan China terlibat konflik dengan Australia, Jepang, Amerika Serikat dan Selandia Baru," katanya.

Kepulauan Solomon juga khawatir hal itu dapat mengganggu pengaturan keamanan regional dan memberi China pijakan militer di Pasifik. Hal ini dipaparkan meski baru-baru ini negara pulau tersebut menandatangani pakta keamanan dengan China meskipun ada keberatan dari Australia, AS, Jepang dan Selandia Baru.

Selain mendapat penolakan, kerja sama China antara egara-negara kepulauan di kawasan Pasifik juga memiliki kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran AS dan sekutunya.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng.. Xi Jinping Kumpulkan Pemimpin Pasifik, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular