
Xi Jinping-Putin "Bersatu", China & Rusia Bakal Lakukan Ini Dekat RI

Jakarta, CNBC Indonesia - China dan Rusia akan melakukan latihan militer gabungan di Agustus. Latihan laut dan udara tersebut akan digelar di dekat Vladivostok, Rusia, termasuk patroli angkatan laut gabungan di dekat RI, wilayah perairan Pasifik.
Presiden Xi Jinping dan Presiden Vladimir Putin memang telah memperdalam kerja sama militer dalam beberapa tahun terakhir. Keduanya berusaha untuk mengimbangi apa yang mereka anggap sebagai "tatanan global" yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Mengutip AFP, Kamis (31/7/2025), latihan tersebut, yang diberi nama "Laut Bersama-2025". Ini merupakan bagian dari rencana kerja sama bilateral reguler Beijing-Moskow.
"Tidak ditujukan terhadap pihak ketiga," tegas juru bicara Kementerian Pertahanan China Zhang Xiaogang dalam konferensi pers pada hari Rabu waktu setempat, membendung spekulasi.
"Setelah latihan, kami juga akan melakukan patroli angkatan laut di perairan Pasifik yang relevan", tambahnya.
Latihan "Laut Bersama 2025" ini dijadwalkan berlangsung menjelang kunjungan Putin ke China mulai akhir Agustus. Putin akan menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) serta perayaan, termasuk parade militer, untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
Ia juga akan berunding dengan Xi Jinping. Belum diketahui detail lain pembicaraan keduanya.
Hubungan kedua negara semakin erat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. China tidak pernah mengecam perang militer Rusia yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun atau meminta Rusia untuk menarik pasukannya.
Banyak sekutu Ukraina percaya bahwa Beijing telah memberikan dukungan kepada Moskow.
Namun China bersikeras bahwa mereka adalah pihak yang netral, secara teratur menyerukan diakhirinya pertempuran, sekaligus menuduh negara-negara Barat memperpanjang konflik dengan mempersenjatai Ukraina.
Sebelumnya, Presiden Xi mengatakan kepada menteri luar negeri Rusia pada awal Juli bahwa kedua negara harus "memperkuat dukungan timbal balik" dalam sebuah pertemuan di Beijing. Latihan "Laut Bersama 2024" pernah juga diadakan tahun lalu digelar di sepanjang pesisir selatan China.
China dan Pasifik
China sendiri mulai menancapkan pengaruhnya ke Pasifik. Ini seiring dengan klaim atas Laut China Selatan (LCS) melalui "sembilan garis putus-putus".
Klaim itu pertama kali dikemukakan pada 1948. Lewat penggambaran sebelas garis putus di peta mereka yang menjorok jauh hingga mendekati Vietnam di timur, Filipina di barat, serta Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam di selatan.
Hal ini kerap membuat China bersitegang dengan sejumlah negara ASEAN. Amerika Serikat (AS) masuk ke permasalahan ini, terutama terkait sekutunya Filipina, menciptakan persaingan antar negara raksasa.
Perlu diketahui, pengaruh China yang besar di Pasifik juga terlihat dari dokumen Lowy Institute, lembaga penelitian berbasis di Australia, yang merilis Pacific Aid Map setiap tahun untuk melacak pinjaman dan dana hibah di wilayah Pasifik. Peta tahun 2024 mencakup data pendanaan dari 2008 hingga 2022, menunjukkan China menjadi investor terbesar kedua di wilayah itu selain AS.
Mengutip data VOA, China telah menginvestasikan miliaran dolar di wilayah Kepulauan Pasifik guna meningkatkan pengaruhnya. Setelah sempat mengurangi investasi selama pandemi COVID-19 pada 2020, China kembali fokus pada proyek di wilayah tersebut pada 2022.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Komitmen Prabowo ke Putin: RI Bakal Kirim Kapal Perang ke Rusia
