Pasar Modal Foya-foya, Pasar Becek Berduka...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 May 2022 11:40
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Sebelumnya, pasar finansial dunia (termasuk Indonesia) mengalami tekanan akibat pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS yang lebih agresif. Bulan lalu, The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin (bps) ke 0,75-1%.

Namun kini muncul pandangan baru. Memang betul inflasi Negeri Paman Sam yang tinggi mengharuskan The Fed menaikkan suku bunga acuan. Akan tetapi The Fed juga punya pertimbangan lain.

Inflasi yang disebabkan tingginya harga energi dan bahan baku akibat perang Rusia versus Ukraina membuat perekonomian AS terluka. Pada kuartal I-2022, ekonomi Negeri Stars and Stripes tercatat tumbuh -1,5% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), berdasarkan pembacaan kedua. Ini adalah kontraksi perdana sejak kuartal II-2020, saat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) sedang ganas-ganasnya.

growthSumber: US Bureau of Economic Analysis

Tingginya harga energi dan bahan baku juga menyebabkan dunia usaha kelimpungan. Penciptaan lapangan kerja berkurang, sehingga masih banyak warga AS yang menggantungkan diri kepada tunjangan pengangguran (unemployment benefits).

Pada pekan yang berakhir 28 Maret, klaim tunjangan pengangguran tercatat 168.000. Kini angkanya sudah berada di atas 200.000.

Oleh karena itu, pelaku pasar mulai melihat kemungkinan The Fed tidak akan terlalu agresif dalam mengerek suku bunga acuan. Awalnya pelaku pasar memperkirakan pada akhir tahun ini Federal Funds Rate bisa mencapai 2,75-3%.

Akan tetapi, mengutip CME FedWatch, pasar kini memperkirakan Federal Funds Rate berada di 2,5-2,75% pada akhir 2022. Kemungkinannya adalah 57,2%.

fedSumber: CME FedWatch

Perkembangan ini membuat investor di pasar keuangan, terutama di negara-negara berkembang, bisa sedikit bernafas lega. Masih ada ruang bagi pasar keuangan negara-negara berkembang untuk lebih atraktif, sehingga arus modal kembali masuk. Ini menjadi bekal bagi penguatan IHSG dan rupiah.

Halaman Selanjutnya --> Di Pasar Becek, Harga Sembako Mahal

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular