Sederet Negara Ini Bakal Resesi, RI Ada di Antrean?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
25 May 2022 14:50
[DALAM] Indonesia Resmi Resesi!
Foto: Arie Pratama

Resesi AS diperkirakan akan memudarkan kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia. Perubahan pelaku investor semakin mengincar safe haven seperti emas dan dan obligasi pemerintah Negeri Paman Sam.

Artinya, capital outflow dari pasar modal kemungkinan besar akan terjadi. Hal ini bisa dilihat dari penjualan bersih saham di Indonesia jika aksi jual asing terus berlanjut.

Resesi AS yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat akan berdampak pula terhadap negara kita.

Bukan tanpa alasan, AS merupakan mitra dagang utama dimana pada akhirnya membuat daya beli konsumen menurun sehingga menyebabkan permintaan ekspor seperti tekstil, pakaian jadi, olahan kayu, dan alas kaki merosot pada kuartal II-2022.

Kendati demikian, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan ada dua indikator utama yang penting diketahui masyarakat. Pertama pertumbuhan ekonomi yang masih mampu tumbuh tinggi. Kuartal I-2022 mencapai 5,01%.

"Ekonomi kita tumbuh," ungkapnya usai rapat dewan gubernur (RDG), Selasa (24/5/2022).

Kuartal II 2022, berbagai indikator dini menunjukkan aktivitas perekonomian yang terus membaik, seperti tercermin pada pertumbuhan positif penjualan eceran, ekspansi Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur, serta realisasi ekspor dan impor yang tetap tinggi, yang didukung oleh meningkatnya mobilitas dan pembiayaan dari perbankan.

"Pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3%," jelas Perry.

Selanjutnya inflasi. Secara tahunan, inflasi IHK April 2022 tercatat 3,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,64% (yoy), seiring dengan peningkatan harga komoditas global, mobilitas masyarakat, dan pola musiman Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Perry tidak menutup mata kenaikan inflasi masih akan terjadi ke depannya. Di akhir tahun diperkirakan inflasi bisa sedikit di atas 4%. Namun di tahun berikutnya inflasi akan kembali terkendali ke level 3 plus minus 1%.

"Dari dua fakta ini, apakah resesi, stagflasi dan terminologi yang lain. Yok bersama dorong ekonomi tumbuh," ujarnya.

(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular