Biaya Produksi Melonjak, Semen Malah Dihadang Perang Harga

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
20 May 2022 15:55
Pekerja mengerjakan proyek Infrastruktur LRT di Kawasan Cawang-Pancoran, Jakarta, Senin (5/11). Menurut data rilis BPS Kontruksi pada Triwulan ketiga tumbuh 5,79%. bisa dilihat, bahwa 5,79% ini lebih bagus dibandingkan triwulan kedua 2018 yang sebesar 5,73%. Yang disebabkan tumbuh karena Produksi semen meningkat, penjualan semen di dalam negeri penjualannya bagus. Kemudian ada peningkatan belanja modal pemerintah untuk gedung bangunna, jalan, irigasi, yang kenaikan cukup signifikan. Dan pembangunan infrastruktur berlangsung di berbagai daerah baik  meneruskan yang berlangsung, maupun pembangunan yang sudah ada. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Konstruksi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen semen mengungkapkan saat ini terjadi perang harga. Padahal, biaya produksi tengah melonjak akibat melambungnya harga batu bara. 

Oza Guswara GM Sales & Marketing Semen Merah Putih menyebut bahwa persaingan antar pabrikan semen pun makin ketat, yang berujung pada perang harga. Dari sisi konsumen, perang harga ini bisa jadi menguntungkan, utamanya ketika bakal membangun propertinya.

"Inflasi energi luar biasa karena batubara juga harga tumbuh luar biasa. Akhirnya semua pemain yang begitu-begitu aja terjebak dalam perang harga. Dan mereka tidak bisa catching up antara kenaikan cost material," katanya dalam konferensi pers Jumat (20/5/22).

Peranan harga produk semen itu memang kian ketat. Di situs jual beli online, semen lokal juga harus bersaing dengan semen impor. Sebagai contoh, di Tokopedia semen Conch dari China dibanderol Rp 37.200 per 40 Kg. Sementara semen Tiga Roda ukuran yang sama dihargai Rp 44.680.

Dengan demikian, ada perbedaan harga hampir Rp 7.500. Pabrikan pun harus berupaya keras agar produknya tetap dipilih.

"Kita ingin keluar dari itu, kita ingin konsumen bisa lebih mem-value produk kita. Makanya Cemindo gemilang keluar kita terus inovasi agar masyarakat bisa memilih," sebut Oza.

Selain itu, biaya produksi semen juga tengah membengkak akibat adanya kenaikan harga batu bara yang mencapai 200%. Batu bara ini digunakan sebagai material pembuatan semen hingga proses pembakaran.

"Di samping over supply, kami kena masalah kenaikan harga batubara 20% dari US$ 60 per ton menjadi US$ 160 per ton, padahal semen butuh batu bara," jelas Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usai Lebaran Harga Bahan Bangunan Beterbangan, Semen 'Lompat'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular