
Situasi China Makin Memburuk, RI Kini Mulai Terancam!

Produksi dan konsumsi yang lesu lantas membebani ekspor dan impor China. Ekspor China pada bulan April tercatat tumbuh 3,9% yoy, turun dari bulan sebelumnya 14,7%.
Begitu juga dengan impor yang tidak bertumbuh sama sekali alias 0%. Saat ini tingkat pertumbuhan impor China berada di level terendah sejak tahun 2020.
Kondisi China yang lesu menjadi lampu kuning bagi Indonesia terkait perdagangan Indonesia. Itu karena China adalah mitra dagang utama Indonesia baik ekspor yang berkontribusi 21,21% dari total maupun impor berkontribusi terhadap 27,65% dari total.
Ekonom Bank BCA David Sumual menyatakan, imbas memburuknya kondisi China akan terlihat pada harga barang di Indonesia. Apalagi Indonesia masih bergantung pada impor barang jadi atau konsumsi dan setengah jadi dari China. Bahkan bahan pangan Indonesia berasal dari China seperti cabe, garam, dan bawang.
Ekspor pun juga akan tertekan karena industri di China yang lesu. Diperkirakan akan ada degradasi volume ekspor Indonesia. Terlebih lagi China menguasai komoditas ekspor strategis Indonesia seperti batu bara dan sawit.
Hal nii sudah terlihat dari nilai impor dari China serta ekspor ke China yang mulai loyo. Pada bulan April, ekspor ke China hanya tumbuh 0,21% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) menjadi US$ 5,5 miliar. Pencapaian ini melambat dari pertumbuhan ekspor bulan Maret yang melesat 47,17% mtm.
Sedangkan impor barang dari China turun 3,78% mtm menjadi US$ 5,1 miliar. Pertumbuhannya turun dari bulan sebelumnya sebesar 14,58% mtm.
[Gambas:Video CNBC]