
Kilang Pertamina Terbakar, Erick: Ganti Direksi Bukan Solusi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir akhirnya buka suara mengenai insiden terbakarnya Kilang milik Pertamina di Balikpapan. Sebab insiden ini bukan kali pertama terjadi di awal tahun 2022 ini.
Menurut Erick, beberapa waktu lalu pihaknya sebenarnya sudah mencoba mengingatkan para direksi Pertamina terkait insiden kebakaran kilang yang berulang. Salah satunya yakni dengan mengganti pucuk pimpinan di PT Kilang Pertamina Internasional, namun nyatanya sampai sekarang kejadian kebakaran masih saja terjadi.
"Pertamina kan waktu itu saya sudah coba ingatkan dan mengganti direksinya, nah tentu mengganti bukan jadi solusi terus menerus," kata Erick saat ditemui di Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Lebih lanjut ia pun sudah meminta para direksi Pertamina untuk memeriksa kembali mengenai standarisasi pada operasional kilang yang baru. Mengingat fungsi Kilang merupakan objek vital nasional yang penting untuk mensuplai bahan bakar kepada masyarakat luas.
"Saya kemarin sudah telepon daripada direksi Pertamina untuk memeriksa standarisasi yang baku karena kenapa ini kan vital dan terus terang saya sangat berempati dengan korban. Ini yang jadi alasan kita harus bisa lebih baik lagi," ujarnya.
Untuk diketahui, PT Pertamina hingga kini masih mengupayakan perbaikan Plant 5 yang merupakan salah satu unit di area Kilang Balikpapan. Terutama setelah tiga hari lalu mengalami kebakaran hebat.
Area Manager Communication, Relation & CSR Kilang Balikpapan, Ely Chandra sebelumnya menyampaikan bahwa kondisi kilang saat ini berjalan normal. Namun demikian, untuk unit Plant 5 masih dalam perbaikan dan harus berhenti beroperasi hingga enam hari kedepan.
"Kondisi saat ini kilang berjalan dengan normal kecuali unit Plant 5 yang harus setop operasi dan 1 unit plant standby. Kami memiliki sekitar 14 unit Plant di Kilang Balikpapan," kata Ely kepada CNBC Indonesia, Selasa (17/5/2022).
Ely menambahkan bahwa unit Plant selain yang terdampak flash tetap beroperasi normal. Pihaknya akan terus melakukan pengaturan produksi unit-unit plant dalam kilang.
Adapun, unit Plant 5 merupakan penghasil salah satu bahan baku pembuatan produk jadi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Gasoline. Sebelum Plant 5 dimatikan operasinya, perusahaan juga telah memiliki stok produk di tangki timbun.
"Sampai saat ini, kami masih menggunakan stok yang terdapat pada tangki timbun. Sebagai mitigasi, kami juga telah mempersiapkan alih bahan baku sebagai pengganti produk Plant 5 yang akan dipasok dari Pertamina Pemasaran," kata Ely.
Ely menegaskan bahwa hingga hari ini komitmen produk jadi jenis BBM Gasoline yang diminta Pertamina Pemasaran masih dapat terpenuhi oleh Kilang. Sehingga belum terdapat adanya gangguan terhadap penyaluran produk.
Sebagai informasi, kilang pengolahan minyak Balikpapan di Kalimantan Timur yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, telah mengalami kebakaran sebanyak dua kali pada 2022 ini.
Pertama, pada Jumat, 4 Maret 2022 sekitar pukul 10.32 WITA. Kedua, terjadi pada Sabtu lalu, 15 Mei 2022 pada waktu yang hampir sama, yakni sekitar pukul 10.30 WITA dan api telah berhasil dipadamkan satu jam setelahnya yakni 11.31 WITA.
Kilang Balikpapan Pertamina ini sendiri mengolah 260 ribu barel per hari (bph) minyak mentah atau sekitar 25% dari total kapasitas pengolahan minyak mentah nasional yang sekitar 800 ribu bph-1 juta bph. Berdasarkan data Pertamina, kontribusi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) atau market share dari Kilang Balikpapan atau Refinery Unit V (RU V) ini sebesar 15,6% skala nasional.
Adapun pada peristiwa kebakaran pertama di awal Maret lalu, dilaporkan terjadi flash di plant HCU (Hydrocracker) B. Hydrocracker Unit (HCU) di Kilang Balikpapan ini terdapat dua unit dengan kapasitas 55 ribu bph.
Sementara pada peristiwa yang baru terjadi ini, kebakaran terjadi di Plant 5. Plant 5 ini menghasilkan salah satu komponen dalam produksi BBM, yakni High Octane Mogas Component (HOMC). HOMC merupakan komponen yang diperlukan untuk memproduksi bensin beroktan tinggi seperti Pertamax (RON 92).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Libatkan Himbara Bangun Kilang US$ 7 miliar
