Kilang Minyak Kembali Terbakar, Begini Kata Eks Bos Pertamina

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
18 May 2022 16:20
arie soemarno
Foto: detik.com/Ari Saputra

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu kilang pengolahan minyak mentah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional kembali mengalami kebakaran pada Sabtu, 15 Mei 2022 lalu. Kilang yang terbakar tersebut yaitu Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur, yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refining & Petrochemical Pertamina.

Peristiwa tersebut menandai kali kedua kilang yang berkapasitas mengolah minyak mentah sebesar 260 ribu barel per hari (bph) ini mengalami kebakaran pada tahun ini, setelah sebelumnya juga terjadi pada 4 Maret 2022 lalu.

Menanggapi peristiwa ini, Mantan Direktur Utama Pertamina periode 2006-2009 Ari Soemarno pun angkat suara.

Ari menilai, peristiwa ini menunjukkan degradasi kemampuan manajemen dan teknis operasional kilang dan kurangnya penerapan budaya penting atas keselamatan operasi kilang.

"Masak dalam kurun satu setengah tahun telah terjadi lima kali kebakaran di kilang BBM, di mana di Balikpapan dua kali dalam dua bulan. Itu merupakan kinerja terburuk dalam sejarah Pertamina, apalagi di kejadian terakhir ini ada korban jiwanya," tuturnya, Rabu (18/05/2022).

Oleh karena itu, menurutnya ada banyak hal fundamental yang perlu diperbaiki dan direformasi perusahaan.

"Banyak sekali hal fundamental yang perlu diperbaiki dan direformasi. Dimulai dengan reformasi formasi dan personalia," ujarnya.

Perlu diketahui, Kilang Balikpapan Pertamina ini mengolah 260 ribu barel per hari (bph) minyak mentah atau sekitar 25% dari total kapasitas pengolahan minyak mentah nasional yang sekitar 800 ribu bph-1 juta bph. Berdasarkan data Pertamina, kontribusi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) atau market share dari Kilang Balikpapan atau Refinery Unit V (RU V) ini sebesar 15,6% skala nasional.

Adapun pada peristiwa kebakaran pertama di awal Maret lalu, dilaporkan terjadi flash di plant HCU (Hydrocracker) B. Hydrocracker Unit (HCU) di Kilang Balikpapan ini terdapat dua unit dengan kapasitas 55 ribu bph.

Sementara pada peristiwa kebakaran Sabtu lalu, kebakaran terjadi di Plant 5. Plant 5 ini menghasilkan salah satu komponen dalam produksi BBM, yakni High Octane Mogas Component (HOMC). HOMC merupakan komponen yang diperlukan untuk memproduksi bensin beroktan tinggi seperti Pertamax (RON 92).

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kebakaran di kilang BBM ini kembali terjadi?

Ely Chandra, Area Manager Communication, Relation & CSR Kilang Balikpapan menyampaikan bahwa pihaknya kini masih melakukan assessment dan investigasi terkait kejadian ini.

"Assessment ini dilakukan agar unit dapat segera beroperasi. Sementara investigasi paralel dilakukan untuk menemukan dasar permasalahannya," tuturnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (17/05/2022).

Dia mengatakan, Pertamina memastikan produksi BBM tetap berjalan, sehingga tidak mengganggu suplai BBM ke masyarakat. Bahkan, lanjutnya, Pertamina juga telah mempersiapkan skenario alih suplai, berkoordinasi dengan Pertamina Group sebagai antisipasi dan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan BBM masyarakat.

Menurutnya, perbaikan Plant 5 ini dijadwalkan selesai dalam tujuh hari ke depan.

"Kami akan terus memastikan dan meningkatkan keandalan dan keamanan kilang. Dan kita memastikan produksi BBM tetap dapat berjalan dengan aman. Mohon doa dan dukungannya agar tahapan-tahapan perbaikan tersebut dapat dilaksanakan semaksimal mungkin," paparnya.

Perlu diketahui, saat ini Kilang Balikpapan juga tengah melakukan peningkatan kapasitas melalui program Refinery Development Master Plan (RDMP) yang ditargetkan bisa mencapai 360 ribu bph dengan standar EURO V.

RDMP Balikpapan ini ditargetkan bisa tuntas konstruksi dan beroperasi pada 2024. Bila ini beroperasi, maka RDMP Balikpapan bisa menjadi kilang minyak terbesar di Indonesia, menggeser Kilang Cilacap di Jawa Tengah yang saat ini berkapasitas 345 ribu bph.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kelar Perawatan Rutin, Kilang Cilacap Ngegas Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular