Internasional

6 Fakta Terbaru Perang Rusia-Ukraina, Ada NATO hingga Erdogan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 May 2022 09:20
WW2-ANNIVERSARY/RUSSIA-PARADE
Foto: REUTERS/MAXIM SHEMETOV

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia-Ukraina masih terus berlangsung. Sejauh ini belum ada perkembangan terkait wilayah terbaru yang dapat dikuasai oleh tentara Rusia di negara tetangganya itu selain wilayah Mariupol dan Kherson.

Berikut perkembangan terbaru perang Rusia-Ukraina dikutip CNN International, Jumat, (13/5/2022).

1. Finlandia gabung NATO

Pemerintah Finlandia memutuskan untuk bergabung ke pakta pertahanan NATO. Hal ini terjadi setelah Negeri Suomi itu melihat ancaman yang besar dari Rusia pasca serangan Moskow ke Ukraina.

"Untuk pertama kalinya mayoritas Finlandia mendukung keanggotaan NATO," kata Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto

Hal yang sama juga diutarakan Duta Besar Finlandia untuk NATO, Klaus Korhonen. Ia mengatakan dukungan Finlandia untuk bergabung dengan NATO adalah hasil dari "perubahan yang sangat drastis dalam lingkungan keamanan setelah invasi Rusia ke Ukraina."

2. Jerman makin lantang dukung Ukraina

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memuji tanggapan Jerman terhadap perang dengan Rusia, dengan mengatakan Jerman sekarang telah bergerak ke "arah yang benar" menyusul ketegangan antara Kyiv dan Berlin.

''Kami melihat posisi Jerman yang berkembang pada isu-isu yang paling penting. Posisi ini bergerak ke arah yang benar,'' kata Kuleba kepada wartawan di Berlin Kamis.

Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Jerman dan Kanselir Olaf Scholz mendapat tekanan dari Ukraina dan politisi di dalam negeri karena tidak berbuat cukup untuk membantu Ukraina mempertahankan diri melawan invasi Rusia.

Tetapi pada akhir April, Jerman setuju untuk mengirimkan tank anti-pesawat Gepard ke Ukraina, dan minggu lalu mengatakan akan memasok Ukraina dengan tujuh howitzer self-propelled.

Sementara itu, Berlin juga menegaskan kembali kepada Kremlin terkait pengumuman Rusia untuk menjatuhkan sanksi pada 31 perusahaan energi asing yang merupakan pembalasan atas hukuman Barat atas invasi Rusia ke Ukraina.

Wakil Kanselir Jerman dan Menteri Ekonomi Robert Habeck menuduh Rusia pada hari Kamis menggunakan energi sebagai senjata untuk menekan Eropa.

"Harus dikatakan bahwa situasinya sedang menuju puncak, sedemikian rupa sehingga penggunaan energi sebagai senjata sekarang direalisasikan di beberapa daerah," kata Habeck kepada wartawan pada konferensi pers di Berlin.

3. Keluarga pejuang pabrik Azovstal minta tolong Erdogan

Keluarga pejuang resimen Azov yang bersembunyi di pabrik Azovstal di Mariupol mengirimkan seruan emosional kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Mereka meminta agar Erdogan mau membantu melakukan evakuasi bagi keluarganya yang terjebak di pabrik itu karena dikepung oleh Rusia.

"Sebagai seorang pria dengan seorang pria, seorang ayah dari seorang ayah, saya memohon Anda untuk menyelamatkan putra saya dan rekan-rekannya," ujar ayah dari pejuang Azov, Evheniy Suharnikov.

"Kami membutuhkan seorang pahlawan, seseorang dengan otoritas politik yang cukup untuk menjalankan prosedur ini. Dari perspektif politik dan geografis, kami pikir Turki bisa menjadi negara itu dan Erdogan bisa menjadi orang itu," tambahnya.

4. Eropa bakal prioritaskan impor produk Ukraina

Uni Eropa mengusulkan untuk membangun "jalur solidaritas" khusus untuk mengekspor barang-barang pertanian dari Ukraina untuk membantu meringankan blokade produk karena serangan Rusia. UE menyebut hal ini mengancam ketahanan pangan global.

"Ribuan truk terjebak di sisi Ukraina dari banyak perbatasan UE, dengan waktu tunggu rata-rata 16 hari untuk melewati meningkat menjadi 30 hari di beberapa perbatasan," kata komisi itu.

 

5. AS: Rusia siksa tahanan Ukraina

Amerika Serikat (AS) menyebut bahwa Rusia telah mengirim setidaknya beberapa ribu warga Ukraina untuk diproses di apa yang disebut pusat penyaringan. Hal ini dilakukan untuk menilai kesetiaan warga tersebut kepada Ukraina.

"Banyak saksi mata menunjukkan bahwa 'menyaring' memerlukan pemukulan dan penyiksaan individu untuk menentukan apakah mereka berutang bahkan sedikit kesetiaan kepada negara Ukraina," kata Duta Besar AS untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) Michael Carpenter.

6. Rusia serbu sekolah, Ibu Negara Ukraina murka

Ibu negara Ukraina yang juga istri Presiden Zelensky, Olena Zelenska, mengatakan bahwa Rusia telah membantai anak-anak di negara itu. Hal ini dilontarkannya setelah sebuah serangan Rusia mengenai sebuah sekolah dan sekolah asrama di kota Novhorod-Siversky yang menewaskan tiga orang dan melukai 12 lainnya.

"Malam ini, tentara Rusia menembakkan roket dari sebuah pesawat ke sebuah sekolah dan sekolah asrama di kota Novhorod-Siversky, wilayah Chernihiv. Tim penyelamat saat ini bekerja di sana, tetapi kami sudah mengetahui 3 tewas dan 12 terluka," ujarnya dalam akun Telegram resmi.

"Rusia, yang mengaku hanya menyerang instalasi militer, mengobarkan perang terhadap anak-anak kita. Faktanya, mereka mengobarkan perang melawan masa depan kita."

Ia menambahkan bahwa, menurut Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Ukraina, 1.635 lembaga pendidikan di negara itu telah terkena dampak pemboman dan penembakan, dengan 126 hancur total.

"Apakah tindakan Rusia di Ukraina adalah genosida saat ini sedang diperdebatkan di seluruh dunia. Alih-alih menjawab, lihat peta. Setiap hari sekolah atau taman kanak-kanak baru muncul di sana, yang sengaja dihancurkan dengan sinisme yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Rusia," tulisnya lagi.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Panas! Penyebab Putin Ancam Kerahkan Rudal Nuklir ke Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular