Lebaran Usai, Kasus Covid-19 Tetap Landai
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri, penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali. Kondisi ini diharapkan terus berlanjut sehingga kekhawatiran akan lonjakan kasus pasca libur panjang tidak muncul usai libur Lebaran tahun ini.
Sebagai catatan, Hari Raya Idul Fitri tahun ini jatuh pada 2 Mei 2022. Sepekan terakhir ( 3-9 Mei), jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.477 orang. Jumlah tersebut turun 46,1% dibandingkan pekan sebelumnya yakni 2.741 kasus.
Jumlah kasus kematian juga menurun 33,5% menjadi 109 jiwa pada sepekan terakhir. Pada pekan sebelumnya, jumlah kematian mencapai 164 jiwa. Positivity rate juga masih terkendali di bawah 0,5%. Sepekan terakhir, positivity rate ada di level 0,33%, terus menurun dibandingkan yang tercatat pada pekan sebelumnya yakni 0,53%.
Pada Senin (9/5/2022), Indonesia melaporkan kasus Covid-19 sebanyak 254 orang. Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya DKI Jakarta yang melaporkan tambahan kasus di atas 100 sementara 11 provinsi melaporkan nol kasus.
Kasus yang dilaporkan kemarin turun 99,6% dibandingkan periode puncak gelombang III pada 16 Februari lalu yang mencatatkan kasus sebanyak 64.718 orang. Data juga menunjukkan sejak 14 April 2022 atau hampir sebulan terakhir, Indonesia tidak pernah mencatatkan kasus baru di atas 1.000. Sejak 28 April 2022 atau 12 hari terakhir, tambahan kasus Covid-19 di Indonesia juga selalu di bawah 500.
"Hari ini kondisi dan situasi pandemi Covid-19 dalam kondisi yang begitu baik. Kami meyakini bahwa kondisi varian Omicron di Indonesia di tengah momen libur Idul Fitri hingga saat ini masih terkendali," tutur Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, dalam konferensi pers Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (9/5/2022).
Koordinator PPKM wilayah Jawa-Bali tersebut menambahkan tidak ada Kabupaten/Kota di wilayah Jawa-Bali yang berada di Level 4, hanya Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang masih berada di Level 3 akibat Level vaksinasi yang tidak memadai.
"Rawat inap secara nasional terus turun hingga 97%. Tingkat hunian tempat tidur rumah sakit juga sangat rendah hanya 2% dari keseluruhan bed yang tersedia," imbuh Luhut.
Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa peningkatan mobilitas masyarakat yang tinggi selama Ramadan menimbulkan risiko penyebaran kasus. Terlebih, tahun ini ada 85,5 juta orang yang melakukan perjalanan mudik.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan kasus Covid-19 di Indonesia selalu melonjak usai libur panjang. Dua puncak gelombang Covid-19 pada tahun 2021 dipicu oleh lonjakan kasus setelah libur panjang.
Gelombang I terjadi setelah libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Pada akhir Desember 2020, tambahan kasus Covid-19 Indonesia ada di kisaran 5.000-6.000 per hari. Namun, kasus Covid-19 melonjak di atas 10.000 kasus pada pertengahan Januari 2021.
Puncak gelombang I terjadi pada 30 Januari 2021. Pada hari tersebut, jumlah kasus mencapai 14.518. Tambahan kasus dalam jumlah besar pada gelombang I baru mereda pada akhir Februari 2021.
Pengalaman serupa terulang pada libur panjang Lebaran 2021 di mana Hari Raya Idul Fitri 2021 jatuh pada 12 Mei 2021. Pada akhir Mei, tambahan kasus harian masih tercatat 5.000-6.000.
Kasus Covid-19 melonjak tajam bahkan tidak terkontrol hingga menembus 54 ribu kasus lebih pada Juli 2021. Puncak gelombang II terjadi pada 15 Juli 2021 di mana kasus menembus 56.757.
Periode gelombang II berlangsung lebih lama dibandingkan periode gelombang I. Gelombang II Covid-19 baru mereda di akhir Agustus 2021.
Gelombang II juga memakan korban jiwa paling besar. Pada period 16 Juli-22 Agustus 2021, kasus kematian akibat Covid-19 tercatat lebih dari 1.000 sehari.
(mae/mae)