Lebaran Usai, Kasus Covid-19 Tetap Landai

Maesaroh, CNBC Indonesia
10 May 2022 13:39
Arus Balik Lebaran di Stasiun Senen Mulai Ramai (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Arus Balik Lebaran di Stasiun Senen Mulai Ramai (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri, penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali. Kondisi ini diharapkan terus berlanjut sehingga kekhawatiran akan lonjakan kasus pasca libur panjang tidak muncul usai libur Lebaran tahun ini.

Sebagai catatan, Hari Raya Idul Fitri tahun ini jatuh pada 2 Mei 2022. Sepekan terakhir ( 3-9 Mei), jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.477 orang. Jumlah tersebut turun 46,1% dibandingkan pekan sebelumnya yakni 2.741 kasus.

Jumlah kasus kematian juga menurun 33,5% menjadi 109 jiwa pada sepekan terakhir. Pada pekan sebelumnya, jumlah kematian mencapai 164 jiwa. Positivity rate juga masih terkendali di bawah 0,5%. Sepekan terakhir, positivity rate ada di level 0,33%, terus menurun dibandingkan yang tercatat pada pekan sebelumnya yakni 0,53%.



Pada Senin (9/5/2022), Indonesia melaporkan kasus Covid-19 sebanyak 254 orang. Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya DKI Jakarta yang melaporkan tambahan kasus di atas 100 sementara 11 provinsi melaporkan nol kasus.

Kasus yang dilaporkan kemarin turun 99,6% dibandingkan periode puncak gelombang III pada 16 Februari lalu yang mencatatkan kasus sebanyak 64.718 orang. Data juga menunjukkan sejak 14 April 2022 atau hampir sebulan terakhir, Indonesia tidak pernah mencatatkan kasus baru di atas 1.000. Sejak 28 April 2022 atau 12 hari terakhir, tambahan kasus Covid-19 di Indonesia juga selalu di bawah 500.

"Hari ini kondisi dan situasi pandemi Covid-19 dalam kondisi yang begitu baik. Kami meyakini bahwa kondisi varian Omicron di Indonesia di tengah momen libur Idul Fitri hingga saat ini masih terkendali," tutur Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, dalam konferensi pers Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (9/5/2022).


Koordinator PPKM wilayah Jawa-Bali tersebut menambahkan tidak ada Kabupaten/Kota di wilayah Jawa-Bali yang berada di Level 4, hanya Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, yang masih berada di Level 3 akibat Level vaksinasi yang tidak memadai.

"Rawat inap secara nasional terus turun hingga 97%. Tingkat hunian tempat tidur rumah sakit juga sangat rendah hanya 2% dari keseluruhan bed yang tersedia," imbuh Luhut.

Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa peningkatan mobilitas masyarakat yang tinggi selama Ramadan menimbulkan risiko penyebaran kasus. Terlebih, tahun ini ada 85,5 juta orang yang melakukan perjalanan mudik.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  menunjukkan kasus Covid-19 di Indonesia selalu melonjak usai libur panjang. Dua puncak gelombang Covid-19 pada tahun 2021 dipicu oleh lonjakan kasus setelah libur panjang.

Gelombang I terjadi setelah libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Pada akhir Desember 2020, tambahan kasus Covid-19 Indonesia ada di kisaran 5.000-6.000 per hari. Namun, kasus Covid-19 melonjak di atas 10.000 kasus pada pertengahan Januari 2021.

Puncak gelombang I terjadi pada 30 Januari 2021. Pada hari tersebut, jumlah kasus mencapai 14.518. Tambahan kasus dalam jumlah besar pada gelombang I baru mereda pada akhir Februari 2021.

Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia setelah libur panjangSumber: Kemenhub


Pengalaman serupa terulang pada libur panjang Lebaran 2021 di mana Hari Raya Idul Fitri 2021 jatuh pada 12 Mei 2021. Pada akhir Mei, tambahan kasus harian masih tercatat 5.000-6.000.

Kasus Covid-19 melonjak tajam bahkan tidak terkontrol hingga menembus 54 ribu kasus lebih pada Juli 2021. Puncak gelombang II terjadi pada 15 Juli 2021 di mana kasus menembus 56.757.

Periode gelombang II berlangsung lebih lama dibandingkan periode gelombang I. Gelombang II Covid-19 baru mereda di akhir Agustus 2021.

Gelombang II juga memakan korban jiwa paling besar. Pada period 16 Juli-22 Agustus 2021, kasus kematian akibat Covid-19 tercatat lebih dari 1.000 sehari.

Pelonggaran mobilitas serta aktivitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Lebaran membuat mall dan pusat perbelanjaan ramai sebelum Lebaran. Kunjungan ke mal juga masih ramai usai Lebaran karena banyak masyarakat yang mencari hiburan atau sekedar makan bersama keluarga.

Alphonzus Widjaja, Ketua Umum APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia), mengatakan puncak kunjungan ke mal dan pusat perbelanjaan pada saat Ramadan terjadi sekitar satu minggu sebelum hari Idul Fitri dengan didominasi belanja kebutuhan sandang/busana dan keperluan rumah tangga.

Untuk Ramadhan tahun 2022 ini puncak kunjungan ke pusat perbelanjaan telah terjadi pada tanggal 23 - 24 April 2022.

"Pada saat Idul Fitri umumnya kunjungan ke pusat perbelanjaan pada hari kedua akan lebih tinggi daripada hari pertama yang mana masyarakat akan lebih banyak berbelanja untuk kategori makanan dan minuman serta hiburan," tutur Alphonzus, kepada CNBC Indonesia.


Dia menambahkan peningkatan kunjungan ke Pusat Perbelanjaan selama Idul Fitri juga mulai terjadi pada hari kedua yang terus berlanjut sampai dengan Minggu kemarin. Alphonzus menjelaskan satu hal yang berbeda dari Lebaran tahun lalu adalah kemudahan dan pelonggaran untuk bepergian ke luar negeri yang mempengaruhi tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan, khususnya Pusat Perbelanjaan kelas menengah atas.

"Rata-rata tingkat kunjungan pada saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2022 ini tetap meningkat lebih tinggi yaitu sekitar 30% dibandingkan dengan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2021 yang lalu," tuturnya.

Menurutnya, peningkatan kunjungan pada saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini diharapkan nantinya dapat menjadikan rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada tahun 2022 ini mencapai 70-80%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 50% pada 2020 dan 60% pada 2021.

"Ramadan dan Idul Fitri tahun ini menjadi momentum penting yang menentukan bagi pemulihan kondisi usaha di tengah ketidakpastian global yang sedang dialami," kata Alphonzus.

Pengelola Pasar Tanah Abang Hery Supriyatna mengatakan tingkat kunjungan ke Tanah Abang sudah mencapai puncak pada minggu ketiga bulan Ramadan. Pada periode tersebut, jumlah kunjungan ke pusat fesyen Tanah Abang menembus 40-45 ribu per hari.

Jumlah tersebut menurun menjelang 4-5 sebelum Lebaran yakni hanya 10-12 ribu orang per hari mengingat jutaan orang Indonesia juga sudah mempersiapkan mudik.

Tidak hanya penjual ritel dan fashion Tanah Abang yang panen, perfilman Indonesia juga ikut menanggung untung besar dari libur Lebaran. Berbeda dengan film Hollywood yang mengandalkan musim panas atau perfilman China yang mengandalkan musim semi sebagai pendulang cuan, periode Lebaran adalah masa emas bagi perfilman Indonesia.

Pada periode tersebut banyak film Indonesia yang akan ditayangkan dan biasanya menarik banyak penonton karena masa Lebaran terdapat libur panjang serta menjadi ajang silaturahmi atau berkumpul bersama keluarga. Pada libur Lebaran tahun ini, film KKN di Desa Penari menjadi juara di jaringan bioskop Indonesia. Film produksi MD Pictures tersebut mampu menarik 3.013.079 orang hanya dalam sembilan hari penayangan.

Berdasarkan data filmindonesia.or.id, dua film Indonesia lain yang tayang selama Lebaran juga mampu menarik minat banyak penonton. Film Kuntilanak 3 mengumpulkan jumlah penonton sebanyak 65.254 penonton sementara Gara-gara Warisan sebanyak 279.333 penonton.

Film horor memang masih menjadi favorit masyarakat Indonesia, terutama setelah Lebaran. Bahkan, pada musim paceklik Lebaran 2021, film bertema horor Tarian Lengger Maut masih mampu menarik 222 ribu penonton.

Ramainya mal hingga bioskop setidaknya menunjukkan betapa deras perputaran uang selama Lebaran. Bank Indonesia mencatat, sepanjang momentum Ramadan dan libur Idulfitri tahun 2022 ini, realisasi penarikan uang tunai meningkat 16,6% dibandingkan realisasi tahun 2021 dari sebesar Rp 154,5 triliun menjadi Rp 180,2 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebelum kondisi pandemi (Mei 2019) yang sebesar 9,21% (yoy).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular