Hepatitis Misterius Ada Karena Long Covid-19? Simak Kata IDI

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
06 May 2022 18:15
world hepatitis day concept with medical tools and pills placed on gray background. Ilustrasi Hepatitis (photo created by jcomp via Freepik)
Foto: Ilustrasi Hepatitis (photo created by jcomp via Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum tuntas dunia terbebas dari momok menakutkan virus Covid-19, sekarang muncul lagi penyakit menakutkan untuk kalangan anak-anak yakni penyakit hapatitis misterius. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan hepatitis misterius ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Lalu apakah benar hepatitis misterius ini muncul akibat dari pernahnya seseorang terjangkit virus Covid-19 yang berkepanjangan?

Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menyatakan bahwa hepatitis misterius bukan disebabkan oleh long covid-19. Pasien-pasien yang terjangkit oleh hepatitis misterius ini dikatakan oleh Zubairi dalam kondisi sehat dan tidak terkena Covid-19.

Contoh: "Di Alabama, dari 9 anak-anak, tak satu pun dari mereka memiliki riwayat infeksi Covid-19, dan tidak menerima vaksin. Dari data juga diketahui bahwa angka kejadian Long Covid pada anak amat jarang," terang Zubairi Djoerban dalam pernyataannya di akun twitter.

Bahkan, di Indonesia sendiri, kata Zubairi, dari tiga kasus hepatitis misterius sebelumnya semuanya diketahui negatif Covid-19 dan satu komorbid. Dan di Brasil dan India, sejumlah kecil anak-anak yang terinfeksi Covid-19 butuh pengobatan untuk hepatitis.

"Sebagian besar pasien pulih dengan cepat dalam beberapa hari," ungkap dia.

"Jumlah suspek hepatitis misterius terus bertambah, termasuk di Indonesia. Kebersihan tangan adalah garis pertahanan pertama penyebaran penyakit ini. Jaga kebersihan rumah, kantor, dan prioritaskan praktik kebersihan yang baik kepada anak-anak. Tetap waspada," tandas Zubairi.

Berdasarkan catatan WHO, ada lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan satu kasus dilaporkan meninggal.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Kemunculan penyakit ini ditanggapi Kementerian Kesehatan dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022. Melalui SE ini, Kemkes meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, kantor kesehatan pelabuhan, laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit untuk antara lain memantau dan melaporkan kasus sindrom penyakit kuning akut di sistem kewaspadaan dini dan respons (SKDR).

Kemkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Tunggu Kuning, Waspada Gejala Hepatitis Akut Misterius

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular