Internasional

Lockdown di Shanghai Makin Horor, Warga Makan Daging Busuk

News - sef, CNBC Indonesia
27 April 2022 07:30
Residents line up for nucleic acid tests during a lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, April 17, 2022. REUTERS/Aly Song     TPX IMAGES OF THE DAY Foto: REUTERS/ALY SONG

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguncian (lockdown) yang masih berlangsung di Shanghai, China, membawa cerita miris. Banyak warga dilaporkan yang jatuh sakit setelah mengkonsumsi jatah makanan yang diberikan otoritas setempat.

"Penduduk Shanghai jatuh sakit setelah mengonsumsi beberapa persediaan makanan yang didistribusikan oleh pihak berwenang di tengah penguncian kota karena Covid-19," tulis Business Insider mengutip beberapa laporan di platform Weibo, Rabu (27/4/2022).

"Orang-orang di beberapa lingkungan mengatakan bahwa mereka menderita diare dan sakit perut setelah makan bebek rebus dan bakso yang dikeluarkan oleh pejabat setempat," ungkap media lain Bloomberg.

Mengutip Economic Weekly, seorang warga bernama Chen Man mengatakan ia mual setelah membuka paket yang dikeluarkan pemerintah yang berisi kaki bebek rebus. Bahkan ia muntah hingga tiga kali karena baunya.

"Bau bebeknya sangat kuat, pasti busuk," ujarnya.

Pemerintah akhirnya telah menginstruksikan penduduk untuk membuang makanan yang meragukan. Sementara para pejabat mengatakan mereka akan menyelidiki masalah tersebut.

Shanghai memang telah dikunci sejak awal bulan ini. Melonjaknya kasus Covid-19 karena mewabahnya Omicron menjadi penyebab.

Kasus Shanghai hingga kini masih tinggi. Senin, ada 1.661 kasus bergejala dan 15.319 kasus tanpa gejala dengan 51 orang dilaporkan meningggal.

Penguncian pun membuat masalah lain, di mana warga menjadi terancam kelaparan karena sulitnya mendapatkan makanan akibat penguncian ketat. Ini membuat otoritas secara berkala mengirimkan paket yang berisi kebutuhan sehari-hari, termasuk daging dan sayuran, kepada penduduk yang tidak dapat meninggalkan rumah.

Meski kasus China tergolong sedikit dibanding negara lain, namun kekhawatiran global sangat tinggi. Itu akibat strategi "nol Covid-19" yang membuat negara itu tak dengan mengunci secara metal wilayah terinfeksi.

Ini dikhawatirkan membuat rantai pasokan global terganggu. Mengingat China adalah pusat manufaktur dunia saat ini.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Lockdown Ganggu Kegiatan Bisnis Shanghai


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading