Internasional

China Darurat Populasi! Penduduk Menyusut, Ini Biang Keroknya

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
29 March 2023 17:30
People wearing protective masks are seen on a street, following new cases of the coronavirus disease (COVID-19), in Shanghai, China, November 24, 2021. Picture taken November 24, 2021. (REUTERS/Aly Song) Foto: Warga mengenakan masker untuk menekan penyebaran Covid-19 di Shanghai, China (24/11/2021). (REUTERS/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kota pusat bisnis China, Shanghai, mengalami penurunan populasi sepanjang 2022. Hal ini menjadi penurunan pertama dalam lima tahun terakhir.

Melansir Reuters, penurunan populasi terjadi setelah pihak berwenang memberlakukan penguncian Covid-19 yang ketat, sehingga lebih dari 250.000 pekerja migran pergi dari kota tersebut.

Data yang diterbitkan oleh biro statistik Shanghai pada Selasa (28/3/2023) menunjukkan kota padat itu memiliki 24,76 juta orang tahun lalu, dibandingkan dengan 24,89 juta orang pada 2021.

Angka Shanghai muncul setelah Beijing juga mencatat penurunan populasi pertamanya sejak 2003. Populasi China turun tahun lalu untuk pertama kalinya dalam enam dekade, akibat terbebani oleh meningkatnya biaya hidup terutama di pusat kota, pertumbuhan ekonomi yang lemah, dan perubahan sikap dalam membesarkan keluarga.

Menurut survei resmi oleh biro tersebut, sekitar 60% orang yang tinggal di Shanghai mengatakan mereka hanya menginginkan satu anak atau tidak sama sekali. Lebih dari 28% penduduk Shanghai yang disurvei mengatakan mereka tidak berencana menambah anak karena tingginya biaya pengasuhan anak.

Tingkat kelahiran Shanghai turun menjadi 4,4 per 1.000 orang dari 4,7 tahun sebelumnya, sementara tingkat kematiannya meningkat menjadi 6,0 per 1.000 orang dari 5,6 karena populasi yang menua dengan cepat. China tahun lalu mencatat tingkat kelahiran terendah, yaitu 6,77 per 1.000 orang.

Sekitar 18,7% populasi Shanghai berusia lebih dari 65 tahun, di atas rata-rata nasional sebesar 14,9%.

Banyak wanita di Shanghai menunda memiliki anak selama penguncian Covid yang ketat pada April dan Mei tahun 2022 lalu. Para ahli demografi menyebut penguncian ketat dapat merusak keinginan mereka untuk memiliki anak.

Prihatin dengan penyusutan populasi China, penasihat politik pemerintah telah membuat lebih dari 20 rekomendasi untuk meningkatkan angka kelahiran, meskipun para ahli mengatakan hal terbaik yang bisa mereka lakukan adalah memperlambat penurunan populasi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

China Pening Gara-Gara 'Resesi Seks', Kumpul Kebo 'Dibantu'


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading