Internasional

Beijing Diserang Panic Buying, Segera Lockdown karena Covid?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
25 April 2022 14:00
Petugas keamanan yang mengenakan alat pelindung memindahkan barang ke bangunan tempat tinggal  yang dibarikade saat penguncian atau lockdown secara bertahap akibat penyebaran Covid-19 di Beijing, Senin (28/3/2022). (AP Photo/Andy Wong)
Foto: Petugas keamanan yang mengenakan alat pelindung memindahkan barang ke bangunan tempat tinggal yang dibarikade saat penguncian atau lockdown secara bertahap akibat penyebaran Covid-19 di Beijing, Senin (28/3/2022). (AP Photo/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan kasus Covid-19 di ibu kota China, Beijing, mendorong kekhawatiran akan penguncian (lockdown) yang ketat. Hal ini memicu panic buying di kalangan warga.

Mengutip Channel News Asia (CNA) yang mengutip kantor berita AFP, antrean dan penumpukan warga mulai terlihat di beberapa supermarket pada Minggu, (24/4/2022) dan Senin. Selain di supermarket, ditemukan juga banyak barang terjual habis di aplikasi pengiriman bahan makanan.

Ini utamanya terjadi di wilayah distrik terbesar kota itu, Chaoyang. Otoritas lokal Chaoyang mengatakan bahwa akan memperluas pengujian setelah ditemukan 22 kasus Covid-19.

Setiap orang yang tinggal atau bekerja di daerah berpenduduk 3,45 juta jiwa tersebut harus menjalani tiga tes Covid-19 dalam pekan ini. Perlu diketahui Chaoyang adalah markas sejumlah perusahaan multinasional dan kedutaan.

"Jika satu kasus ditemukan, daerah ini bisa terpengaruh," kata salah satu pekerja kantor Yao Leiming, 25 tahun.

Distrik itu juga mengumumkan bahwa mereka telah melarang kelas tatap muka atau kegiatan olahraga ekstrakurikuler tanpa batas waktu. Ini mendorong studio kebugaran dan pusat kebugaran di ibu kota telah membatalkan kelas atau tutup.

"Orang dewasa dapat bertahan hidup selama beberapa hari, tetapi tidak sama untuk anak-anak," kata salah satu warga bernama Zhao mengungkapkan kekhawatiran pada potensi lockdown.

"Semuanya akan menjadi seperti di Shanghai," kata penduduk lainnya bernama Wang.

"Orang-orang cemas ... semua orang mengambil barang dan kami khawatir barang mungkin habis," tamah Chaoyang, warga lain yang berusia 48 tahun.

Pejabat kesehatan Pang Xinghuo mengatakan pengamatan awal menunjukkan Covid-19 telah menyebar tanpa terlihat di ibu kota selama seminggu sekarang. Ini memengaruhi sekolah, kelompok wisata, dan banyak keluarga.

"Risiko penularan lanjutan dan tersembunyi tinggi, dan situasinya suram," ujar Komite Partai Wilayah Beijing, Tian Wei.

"Seluruh kota Beijing harus segera bertindak."

Sebelumnya Beijing juga telah memberlakukan kontrol ketat saat masuk ke kota. Para pelancong diharuskan memiliki tes Covid-19 negatif dalam waktu 48 jam.

China sendiri saat ini sedang mengalami lonjakan kasus yang cukup tinggi. Di Shanghai, angka infeksi harian menembus 20 ribu kasus perharinya.

Pusat ekonomi China itu juga telah dikunci sejak awal bulan. Warga disebut mulai kehabisan bahan makanan.

Sementara itu, angka kematian juga melonjak di kota itu. Kemarin ada penemuan 39 kematian baru.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cegah Kenaikan Covid-19, Beijing Tutup Stasiun Metro dan Bus

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular