Internasional

Covid China Makin Suram: Kematian "Meledak", Beijing Alert!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
25 April 2022 07:20
Lonjakan kasus covid-19 di China (AP/Andy Wong)
Foto: Lonjakan kasus covid-19 di China (AP/Andy Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Covid-19 China sepertinya belum tertangani. Sejumlah fakta yang diberitakan menunjukkan kasus masih terus terjadi.

Bahkan, China mulai mengalami lonjakan kematian yang signifikan akibat Covid-19. Di pusat perekonomian negara itu, Shanghai misalnya, otoritas melaporkan 39 kematian baru pada Minggu, (24/4/2022).

Shanghai sendiri sudah mengumumkan kematian pertamanya pada 18 April. Saat ini, angka infeksi masih berada di kisaran 20 ribu kasus per hari, gabungan bergejala dan asimtomatik.

Padahal kota itu sudah dikunci (lockdown) sejak awal bulan. Bahkan penguncian masih terus berlanjut hingga kini.

Angka ini membuat pemerintah regional di Negeri Tirai Bambu mulai waspada. Di ibu kota China, Beijing, pejabat mulai menyuarakan langkah pengetatan setelah menemukan 22 kasus Covid-19 pada Sabtu.

Di salah satu distrik Beijing, Chaoyang, otoritas mengatakan akan memperluas pengujian. Setiap orang yang tinggal atau bekerja di daerah berpenduduk 3,45 juta jiwa tersebut harus menjalani tiga tes Covid-19 dalam pekan ini.

Distrik itu juga mengumumkan bahwa mereka telah melarang kelas tatap muka atau kegiatan olahraga ekstrakurikuler tanpa batas waktu. Ini mendorong studio kebugaran dan pusat kebugaran di ibu kota telah membatalkan kelas atau tutup.

Pejabat Kesehatan China Pang Xinghuo mengatakan pengamatan awal menunjukkan Covid-19 telah menyebar tanpa terlihat di ibu kota selama seminggu sekarang. Ini memengaruhi sekolah, kelompok wisata, dan banyak keluarga.

"Risiko penularan lanjutan dan tersembunyi tinggi, dan situasinya suram," ujar Komite Partai Wilayah Beijing, Tian Wei, pada konferensi pers seperti dikutip Channel News Asia (CNA) dari kantor berita.

"Seluruh kota Beijing harus segera bertindak," tegasnya.

China menyalahkan kenaikan kasus Covid-19 ini kepada Omicron. Masuknya subvarian BA.2 (anak Omicron) juga membuat kasus makin melejit.

China juga melaporkan mendeteksi subvarian Omicron lain yakni BA.1.1. Hal inilah yang mendorong kasus makin naik dalam dua bulan terakhir.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Shanghai Bagaikan Kota Mati, Sunyi Senyap Gara-gara Lockdown

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular