Upaya Poolapack Hadirkan Solusi Digital di Industri Tekstil

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
11 April 2022 11:24
Poolapack
Foto: Dok Poolapack

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dinilai masih belum memanfaatkan digitalisasi secara maksimal. Luasnya aspek pendukung untuk menghasilkan produk garmen dan tekstil merupakan salah satu kendala industri tekstil masih enggan untuk mengadopsi teknologi.

Public Relations Strategist Poolapack Agung Pratama mengungkapkan perusahaan industri tekstil juga tidak memiliki sistem yang terintegrasi kepada pembeli, dan menyebabkan terbatasnya peluang meningkatkan penjualan.

"Proses pemesanan memakan waktu hingga beberapa hari, bahkan tingkat ketidakterpenuhan (unfulfiillment rate) penjualan bisa mencapai 30-50%. Situasi ini tentu memaksa pelaku bisnis fashion dan pemilik brand harus melalui rantai pasok yang berlapis," kata Agung dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).

Selain itu, pedagang tekstil tradisional juga memiliki keterbatasan pada pilihan produk yang harganya relatif mahal, sistem pemesanan tidak terintegrasi, dan tidak ada jaminan produk. Hal ini pun membuat industri tekstil Indonesia dari hulu hingga ke hilir dikuasai oleh asing karena produk dalam negeri kurang berdaya saing.

Agung menjelaskan solusi digitalisasi untuk mendukung industri tekstil ini dilakukan Poolapack dalam rantai pasokan, terutama bagi long-tail merchant di segmen UMKM alias merchant dengan volume pencarian dan tingkat persaingan yang relatif rendah.

"Dengan adanya digitalisasi rantai pasok ini tentu akan membuat para UMKM mendapatkan akses barang langsung dari pabrik dan harga pabrik yang diharapkan mampu meningkatkan margin keuntungan karena rendahnya biaya produksi," ungkapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan rantai pasok di Indonesia, kata Agung, Poolapack sedang mengembangkan order management dan inventory management. Hal ini memungkinkan konfirmasi pesanan dalam waktu kurang dari satu jam, menurunkan tingkat ketidakterpenuhan pesanan kurang dari 5%, meningkatkan transparansi proses produksi, dan menyediakan fitur Request for Quotation (RFQ) yakni untuk meminta material tekstil yang belum tersedia.

Sementara itu, ke depannya juga akan melakukan digitalisasi untuk sektor industri lain, seperti industri logam dan aluminium, biji plastik, dan sebagainya.

"Diharapkan nantinya dengan digitalisasi menyeluruh yang dibawa Poolapack mampu membawa dampak baik bagi perekonomian Indonesia yang tidak hanya berpusat pada Jawa dan Sumatera, tetapi bergeser ke Indonesia sentris sesuai dengan misi Indonesia untuk menjadi ekonomi terbesar keempat dunia di 2045," pungkas dia.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Poolapack: Digitalisasi Jawab Problematika Industri Tekstil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular