Poolapack: Digitalisasi Jawab Problematika Industri Tekstil

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
18 March 2022 09:54
Digitalisasi Jawab Problematika Industri Tekstil RI
Foto: Dok Poolapack

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Produsen Serat Sintetis dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) menyebut industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tanah air tengah mengalami krisis akibat serbuan barang impor. China dan India menjadi pemain terbesar di industri hulu, sementara industri hilir dipegang Vietnam dan Bangladesh.

Hal ini pun membuat industri tekstil Indonesia dari hulu hingga ke hilir dikuasai oleh asing dikarenakan produk dalam negeri kurang berdaya saing. Padahal, TPT menjadi salah satu dari sub sektor industri manufaktur yang memainkan peran penting dengan serapan tenaga kerja 17% di bidang manufaktur.

Public Relations Strategist Poolapack Agung Pratama mengungkapkan digitalisasi di industri TPT bisa menjadi salah satu solusi untuk mendongkrak daya saing. Pasalnya, selama ini permasalahan TPT akibat tingginya biaya operasional dan mahalnya biaya logistik dan infrastruktur.

"Sektor perekonomian yang hanya terpusat di Pulau Jawa dan Sumatera membuat pemerataan ekonomi masih sulit dicapai dan berakibat pada mahalnya biaya logistik ke luar pulau tersebut," kata Agung dalam keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).

Untuk itu, dengan adanya digitalisasi, akan mengurangi biaya operasional produksi. Agung mengatakan end user pun bisa mendapatkan barang langsung dari pabrik dengan harga pabrik.

"Selain itu digitalisasi menyeluruh yang dilakukan sesuai dengan tujuan pemerintah untuk menjadikan sektor ini lebih bersaing di pasar global," ungkapnya.

Agung menjelaskan, solusi digitalisasi untuk mendukung industri tekstil ini dilakukan Poolapack yang menyediakan group buying ekosistem atau ekosistem pembelian kelompok. Group buying ekosistem diterapkan untuk menghilangkan peran middleman/intermediaries, sehingga bisa mendapatkan barang langsung dari pabrik dengan harga pabrik.

"Hal ini tentu tidak bisa dilakukan oleh B2C maupun B2B marketplace existing yang mana hanya bisa mengakomodasi hilirnya saja, sementara hulunya belum tersentuh," tegasnya.

Menurut dia, ekosistem group buying juga mengakomodasi semua level untuk mendapatkan harga pabrik, mulai dari skala usaha bisnis, UMKM, hingga perorangan.

"Melalui ekosistem ini, sektor hulu yaitu pabrik akan mengalami kemajuan karena kuantitas barang yang dijual tetap sama. Adapun semakin banyak barang yang terjual, maka harga semakin bisa ditekan," pungkas Agung.

Dia menambahkan inovasi-inovasi dan fitur teknologi Poolapack diciptakan dengan tujuan untuk membangun suatu ekosistem yang mudah, efisien dan lebih produktif sesuai dengan arah industri 4.0. Dengan begitu novasi ini dilakukan untuk mendukung industri ini lebih berdaya saing, dan memiliki kontribusi lebih besar baik terhadap PDB dan pasar global.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Upaya Poolapack Hadirkan Solusi Digital di Industri Tekstil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular