Ini Tetangga RI yang Menggantungkan Pasokan Energi dari Rusia

Maesaroh, CNBC Indonesia
08 April 2022 20:17
Pengapalan batu bara. (Dok: PLN)
Foto: Pengapalan batu bara. (Dok: PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia-Ukraina tidak hanya membuat pusing kawasan Eropa. Negara-negara Asia juga terkena imbas perang Rusia-Ukraina, terutama dalam bentuk kenaikan harga komoditas energi serta terganggunya pasokan.

Rusia merupakan pemasok besar di tingkat global untuk beberapa komoditas energi seperti minyak mentah, batu bara, hingga gas. 

Sejumlah negara Asia selama ini menggantungkan pasokan energi dari Rusia tersebut. Terjadinya perang mengakibatkan kenaikan ongkos impor komoditas energi dari Rusia. Perang juga dikhawatirkan akan mengganggu produksi komoditas energi Negara Beruang Merah dari minyak mentah hingga batu bara.


Merujuk Data Badan Energi Internasional (IEA), pada tahun 2020, perdagangan global batu bara termal mencapai 978 juta ton. Indonesia adalah eksportir terbesar untuk termal batu bara dengan kontribusi hingga 40%. Australia ada di posisi kedua dengan porsi 20%, disusul Rusia (18%), Afrika Selatan (8%), Kolombia (5%), dan Amerika Serikat (2,55).

Dari sisi importir, negara pembeli terbesar batu bara termal adalah China (23%), India (15%), dan Jepang (14%).

Hanya dalam hitungan satu bulan, perang Rusia-Ukraina bahkan sudah membuat sejumlah negara Asia mengalami persoalan dalam memenuhi pasokan energi mereka.

Vietnam dilaporkan sudah menghadapi persoalan pasokan listrik dalam jangka pendek karena kurangnya pasokan batu bara. Impor batu bara Vietnam dari Rusia di kuartal I tahun ini turun 31% ke level 804 ribu ton. Namun, secara angka, nilai impornya melonjak 60% menjadi US$ 202,5 juta.

Lalu lintas perdagangan batu bara dunia (1998)Foto: Euracoal
Lalu lintas perdagangan batu bara dunia (1998)

MengutipReuters, negara yang akan terdampak berat dari terhambatnya pasokan dari Rusia di antaranya China, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam.

Rusia memasok 15,4% kebutuhan minyak mentah impor China pada tahun lalu. Posisi Rusia hanya kalah dari Saudi Arabia. Negara Tirai Bambu juga membeli minyak mentah sebanyak 1,59 juta barel per hari dari Rusia di 2021.

China mendapatkan pasokan energi dari Rusia lewat jalan darat melalui jalur pipa East Siberia Pacific Ocean sepanjang 4.070 km.

Rusia juga menjadi pemasok gas terbesar ketiga untuk bagi China dengan impor mencapai 12,07 juta ton di 2021. Volume sebesar itu memenuhi 5% kebutuhan gas China. Kremlin juga menjadi pemasok batu bara terbesar untuk China dengan total impor mencapai 56,7 juta ton.

Bagi Korea Selatan, Rusia adalah pemasok terbesar keempat untuk komoditas minyak mentah setelah Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Kuwait.
Impor minyak mentah Korea Selatan dari Rusia mencapai 7,92 juta ton pada tahun 2021 yang setara dengan US$ 4,27 miliar.  Korea Selatan juga mengimpor 2,87 juta ton gas dari Rusia tahun lalu.

Rusia juga menjadi penyuplai batu bara terbesar kedua untuk Korea Selatan dengan total pengiriman mencapai 21,95 juta ton atau setara dengan US$ 2,56 miliar.

Negara Ginseng mengimpor bituminous coal atau batu bara hitam dengan nilai mencapai US$ 2,2 miliar dan mendatangkan batu bara antrasit senilai US% 363 juta dari Rusia di tahun lalu.

Jepang juga sangat menggantungkan pasokan batu bara thermal mereka dari Rusia. Sekitar 12% batu bara impor Jepang didatangkan dari Rusia.

Rusia juga menjadi pemasok besar energi bagi Vietnam. Impor batu bara Vietnam dari Rusia pada tahun lalu mencapai 3,59 juta ton atau 9,9% dari total komoditas tersebut.

Untuk India, Rusia merupakan pemasok terbesar ke enam untuk batu bara termal dengan volume mencapai 1,8 juta ton di tahun 2021. Rusia juga memasok 43,400 barel per hari minyak mentah untuk India.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia dari Rusia adalah besi dan baja, pupuk, dan bahan bakar mineral.
Dari Ukraina, Indonesia paling banyak mendatangkan serealia dengan nilai US$ 946,5 juta. Diikuti oleh besi dan baja (US$ 53,3 juta) serta mesin dan peralatan mekanis (US$ 10,9 juta).

Khusus serealia, Ukraina adalah salah satu pemasok terbesar di Indonesia. Tahun lalu, serealia dari Ukraina menyumbang 23,23% dari total nilai impor komoditas tersebut. Nomor dua, hanya kalah dari Australia.

Berbeda dengan sejumlah negara Asia yang tengah dilanda kekhawatiran pasokan batu bara dari Rusia, Indonesia kini tengah menikmati durian runtuh berupa melonjaknya harga batu bara setelah perang Rusia-Ukraina.

Produsen Indonesia bahkan sudah didekati banyak negara, seperti Polandia, Spanyol dan Italia untuk menjadi pengganti Rusia memasok batu bara ke mereka.

Lalu lintas perdagangan batu bara dunia (1998)Foto: Euracoal
Lalu lintas perdagangan batu bara dunia (1998)


Selama ini, ekspor batu bara Indonesia lebih banyak ditujukan untuk kawasan Asia seperti China, India, Jepang, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan.

Direktur Executive Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan potensi menggantikan Rusia terbuka. Terlebih, banyak negara Eropa yang mencari pasokan batu bara baru karena sanksi mereka terhadap Rusia.

"Potensi Indonesia dalam memenuhi pasar Eropa yang ditinggalkan oleh Rusia atau lebih tepatnya negara2 Eropa yg menghentikan pasokan dari Rusia, peluang tetap ada tapi tidak mudah," tutur Hendra,kepada CNBC Indonesia.

Dia menjelaskan produsen-produsen batu bara Indonesia tidak serta merta bisa meningkatkan produksi di tengah lonjakan permintaan. Ada sejumlah faktor yang menghalangi produksi dari keterbatasan peralatan, belum maksimalnya produksi, hingga gangguan musim.




Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular