Bukan Eropa, Batu Bara RI Justru Banjir Pesanan ke Asia Timur

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
08 April 2022 16:55
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) menilai kebijakan Eropa yang melarang pembelian batu bara asal Rusia tidak serta merta membuat batu bara RI masuk begitu saja, terutama untuk menggantikan pasokan batu bara asal Rusia.

Ketua Umum Perhapi, Rizal Kasli berpendapat kebijakan larangan pembelian batu bara Rusia oleh sejumlah negara di Eropa tentunya akan berdampak pada peningkatan permintaan pasokan emas hitam. Terutama dari Indonesia yang merupakan salah satu produsen batu bara terbesar.

Namun demikian, bukan berarti batu bara asal Indonesia dapat masuk ke Eropa begitu saja menggantikan batu bara Rusia. Alih-alih beli batu bara asal RI, Eropa justru akan lebih banyak mengambil batu bara dari Afrika Selatan dan Amerika Latin.

"Yang mungkin terjadi adalah Eropa akan banyak mengambil batu bara dari Afrika Selatan dan Amerika Latin yang jaraknya relatif lebih dekat ke Eropa dibandingkan dari Indonesia," kata Rizal kepada CNBC Indonesia Jumat (8/4/2022).

Indonesia justru berpotensi besar mengisi kekurangan suplai batu bara di wilayah Asia Timur. Khususnya yang sebelumnya diisi oleh suplai dari negara-negara seperti Afrika Selatan dan Amerika Latin di atas karena batu bara mereka terserap ke Eropa.

Meski begitu, kata Rizal Indonesia juga berpeluang untuk mengekspor batu baranya ke Eropa, khususnya guna mengisi kekurangan suplai yang terjadi saat ini. Hal tersebut tercermin dari adanya permintaan dari beberapa negara di Eropa untuk mendapatkan batu bara Indonesia yang saat ini terjadi.

Seperti diketahui, dua pejabat Uni Eropa, yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada CNBC International, Selasa (05/04/2022), bahwa Badan Eksekutif Uni Eropa akan mengusulkan batu bara dimasukkan dalam sanksi terhadap Rusia. Adapun rencananya, pelarangan batu bara dari Rusia itu akan mulai berjalan pada Agustus 2022 ini.

Adapun penerapan sanksi pada sektor energi Rusia telah menjadi tantangan tersendiri bagi UE. Mengingat tingginya tingkat ketergantungan yang dimiliki beberapa negara anggota pada pasokan energi negeri pimpinan Vladimir Putin tersebut.

Menurut data dari kantor statistik Eropa, UE mengimpor 19,3% batu baranya dari Rusia pada 2020. Uni Eropa mengimpor 36,5% minyaknya dari negara itu pada tahun yang sama, dan 41,1% gas alamnya.

Namun, meningkatnya bukti kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina telah mendorong komisi UE tersebut untuk mengusulkan agar batu bara ditambahkan ke paket sanksi kelimanya terhadap Moskow.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dicari! Batu Bara Asal RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular