
Atas Larangan UE, Rusia Bisa Alihkan Batu Bara ke China-India

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dinilai berpotensi mengalihkan penjualan batu baranya ke negara China dan India saat ini. Hal tersebut menyusul kebijakan larangan pembelian batu bara Rusia oleh sejumlah negara di Eropa.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menilai bahwa peluang Indonesia untuk melakukan ekspor batu bara ke Eropa cukup memungkinkan. Hal tersebut tergantung dengan kualitas, harga, dan stok batu bara yang dibutuhkan oleh negara-negara di Eropa.
Namun demikian, Rusia yang terkena larangan ekspor batu bara ke sejumlah negara di Eropa juga berpotensi mencari peluang ekspor ke negara lain. Misalnya seperti China dan India yang merupakan pasar utama RI.
"Semua tentu proses B to B, bisa juga batu bara dari Rusia di divert ke China atau India yang juga pasar utama kita. Kita belum tahu persis perkembangan kedepan akan seperti apa," ujar Hendra kepada CNBC Indonesia, Jumat (8/4/2022).
Untuk diketahui, dua pejabat Uni Eropa, yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada CNBC International, Selasa (05/04/2022), bahwa Badan Eksekutif Uni Eropa akan mengusulkan batu bara dimasukkan dalam sanksi terhadap Rusia.
Adapun penerapan sanksi pada sektor energi Rusia telah menjadi tantangan tersendiri bagi UE. Mengingat tingginya tingkat ketergantungan yang dimiliki beberapa negara anggota pada pasokan energi negeri pimpinan Vladimir Putin tersebut.
Menurut data dari kantor statistik Eropa, UE mengimpor 19,3% batu baranya dari Rusia pada 2020. Uni Eropa mengimpor 36,5% minyaknya dari negara itu pada tahun yang sama, dan 41,1% gas alamnya.
Namun, meningkatnya bukti kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina telah mendorong komisi UE tersebut untuk mengusulkan agar batu bara ditambahkan ke paket sanksi kelimanya terhadap Moskow.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Hanya Nikel, Batu Bara RI Jadi Rebutan Dunia
