
Perang Minggir Dulu, Klinik Kesuburan Laku Keras di Palestina

Jakarta, CNBC Indonesia - Klinik kesuburan di wilayah Nablus, Tepi Barat, Palestina, kini laku keras. Ramai-ramai warga Arab Israel menyerbu klinik tersebut untuk "memesan" kelamin bayi yang mereka inginkan.
Salah satunya Dima Center. Ini terkait banyaknya warga yang ingin memiliki anak laki-laki guna meneruskan nama keluarga dan dukungan keuangan.
"Kami sedang mencari saudara laki-laki untuk dua putri kami," kata Jacki, 34, dimuat France 24 dari kantor berita, Kamis (6/4/2022).
Pemilihan jenis kelamin anak bukan hal tabu di sana. Keluarga bisa melalui program fertilisais in-vitro (IVF) atau bayi tabung.
Di Israel, aturan IVF sangat ketat. Wanita yang menjalani IVF, di mana sel telur diangkat dan dibuahi di luar rahim lalu ditanamkan kembali, harus memenuhi syarat.
Ia setidaknya harus memiliki empat anak perempuan untuk menanamkan embrio laki-laki saja. Namun di Tepi Barat, hal itu tak akan ditanyakan.
"Kami hampir tidak ditanya apa-apa," kata Yasmine, intro Jacki.
Menurut direktur klinik Amani Marmash, setidaknya ada 20 pasangan yang berkonsultasi. Setengahnya warga Palestina.
Di halaman Facebooknya, Dima Center menyebut peluang keberhasilan mencapai 99,9%. Meski salah satu dokter setempat mengatakan secara medis, 60-65%.
"Pilih jenis kelamin bayi Anda dengan Dima Center dan, insya Allah, keluarga Anda akan lengkap dengan anak laki-laki dan perempuan," tulis salah satu postingan.
Pada praktiknya, diketahui klinik tersebut mengambil tiga embrio yang dipindahkan ke rahim. Meski dalam rekomendasi internasional hanya satu atau dua embrio yang ditanam, dengan pengecualian tiga pada wanita berusia 40 tahun ke atas.
Pasangan yang ingin melakukan IVF harus membayar 10.000 hingga 15.000 shekel (sekitar Rp 44 hingga 66 juta). Ini termasuk biaya yang mahal bagi warga Palestina khususnya.
Sementara itu, seorang ginekolog setempat mengatakan pasangan-pasangan seharusnya berhati-hati. Ada sejumlah risiko multi dari hiperstimulasi ovarium, persalinan prematur, kelahiran ganda, serta potensi bahaya bagi anak.
"Beberapa bayi cacat seumur hidup mereka," katanya, mengutip kebutaan, tuli dan cacat dalam perkembangan otak.
Kementerian Kesehatan Palestina sendiri menyebut ketidakmampuan otoritas untuk mengawasi IVF. Ini akhirnya membuat sektor ini dikuasai swasta.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tepi Barat Memanas! Tentara Israel Tewaskan 5 Warga Palestina