Internasional

Amit-amit Perang Dunia, Diam-diam AS Tembak Rudal Hipersonik

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 April 2022 10:05
This photo provided by the North Korean government shows a ballistic missile launched from a submarine Tuesday, Oct. 19, 2021, in North Korea. North Korea announced Wednesday, Oct. 20, 2021 that it had tested a newly developed missile designed to be launched from a submarine, the first such weapons test in two years and one it says will bolster its military’s underwater operational capability. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. Korean language watermark on image as provided by source reads:
Foto: Ilustrasi (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dikabarkan menguji rudal hipersoniknya. Ini berlangsung pertengahan Maret, secara diam-diam, saat Presiden Joe Biden melakukan perjalanan ke Eropa untuk bertemu NATO.

Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) telah diluncurkan dari bomber B-52 di lepas pantai barat negara itu. Pengumuman tidak dirilis karena menghindari eskalasi ketegangan dengan Rusia, di tengah serangan Moskow ke Ukraina.

Pejabat pertahanan yang menjadi sumber media itu menyebut uji coba itu berhasil dilakukan. Sistem yang dipakai berasal dari perusahaan Lockheed Martin.

Uji coba itu juga dilakukan beberapa hari setelah Rusia mengonfirmasi menggunakan rudal hipersoniknya dalam serangan ke Ukraina. Rusia mengaku menggunakan senjata mematikan itu ketika menargetkan gudang amunisi di Ukraina barat.

"Rudal itu terbang di atas 65.000 kaki dan lebih dari 300 mil," tulis CNN International, dikutip Selasa (5/4/2022).

Sementara itu, Jumat lalu, AS juga dikabarkan akan melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III. Namun langkah itu dibatalkan guna menghindari "salah tafsir" Rusia.

Sebelumnya dalam anggaran pertahanan 2023, Biden telah meminta US$ 7,2 miliar. Itu akan dialokasikan untuk tembakan jarak jauh, termasuk rudal hipersonik.

Pemerintah AS mengidentifikasi 70 upaya terkait dengan pengembangan senjata hipersonik. Ini diperkirakan menelan biaya hampir US$15 miliar antara 2015 dan 2024.

Rusia menyerANG Ukraina sejaK 24 Februari lalu hingga kini. Keinginan Ukraina untuk bergabung ke NATO, yang dipimpin AS menjadi penyebab.

AS dan NATO sendiri berhati-hati dan telah menyatakan tak ingin mask ke dalam peperangan langsung. Sebagian pihak berpendapat, keterlibatan NATO bisa menciptakan Perang Dunia 3 (world war 3).

"Jika mereka (Rusia) bergerak sekali (menyerang wilayah NATO), kami akan merespons, memang itu Perang Dunia III. Kami memiliki kewajiban suci di wilayah NATO," ujar Biden berbicara soal syarat Perang Dunia 3 awal Maret lalu.

"(Tapi) Kita (AS) tak akan berjuang pada Perang Dunia III di Ukraina," tegasnya menekankan tak akan ikut campur perang darat antara Rusia dan Ukraina.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Ketar-ketir, Sebut Rudal Hipersonik China-Rusia Lebih Maju

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular