Terimpit Sanksi Barat, ExxonMobil Batalkan Proyek LNG Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan energi asal Amerika Serikat (AS) ExxonMobil memutuskan untuk menghentikan proyek gas alam cairnya (LNG) di wilayah Rusia Timur. Hal ini dipicu oleh sanksi Barat atas Rusia akibat serangan ke Ukraina.
Dalam pernyataannya, Exxon menarik diri dari pengelolaan fasilitas produksi minyak dan gas besar di Pulau Sakhalin. Proyek yang bernilai miliaran dollar itu dihentikan hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Proyek Exxon di Sakhalin sendiri merupakan bagian dari konsorsium Sakhalin-1 yang dipimpin oleh raksasa energi Rusia Rosneft. Fasilitas itu direncanakan memiliki kapasitas hingga 6 juta ton per tahun.
"Proyek, yang telah diumumkan oleh Exxon di pelabuhan De Kastri dengan pipa dari Sakhalin, dibekukan sampai pemberitahuan lebih lanjut dari mereka," kata Gubernur wilayah Khabarovsk, Mikhail Degtyaryov, seperti dikutip Reuters, (4/4/2022).
"Kenapa dilakukan? Saya heran, ini sangat merugikan pihak lainnya."
Exxon sendiri memutuskan untuk hengkang dari Rusia pada 1 Maret lalu. Ini dilakukan untuk mendorong sanksi Barat terhadap Rusia yang memutuskan untuk menyerang tetangganya, Ukraina, pada 24 Februari lalu.
Dengan penarikan ini, Exxon telah meninggalkan operasinya seharga US$ 4 miliar atau setara Rp 57 triliun di negara itu.
Selain Exxon, beberapa raksasa energi dunia lainnya seperti Shell dan BP juga memutuskan tidak melakukan kegiatan di Rusia untuk sementara waktu.
(luc/luc)