Konsumsi Energi RI Masih di Bawah Pemakaian Minimum Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Director Economics and Energy ExxonMobil Corporation, Chris Birdsall mengungkap bahwa energi sangat erat hubungannya dengan pengembangan manusia. Sehingga tidak heran, ketika suatu negara memiliki akses terhadap pasokan energi yang melimpah dan terjangkau, dapat mendorong perekonomian yang semakin kuat.
Hal ini mengingat penggunaan energi tidak hanya bermanfaat untuk rumah tangga saja, tetapi juga untuk industri dan bisnis.
Menariknya lanjut Birdsall, konsumsi energi di Indonesia masih tergolong rendah atau jauh di bawah minimum pemakaian energi dunia. Khususnya untuk rumah tangga modern. Ia mencatat untuk kategori konsumsi energi rumah tangga modern di beberapa negara besar bisa mencapai 50 juta MBTU sementara Indonesia masih jauh dibawah itu.
"Tiongkok telah mencapai kemajuan luar biasa selama beberapa dekade terakhir, dan kini berada di atas batas minimum energi modern. Sementara Amerika Latin berada pada tingkat energi minimum saat ini. Namun Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya di Asia, Afrika Sub-Sahara, masih berada di bawah batas minimum energi modern," ungkap Birdsall dalam Energy Outlook 2025, Selasa, (18/2/2025).
Seperti diketahui, penggunaan energi dalam rumah tangga modern sebagian besar digunakan untuk peralatan modern yang dapat membuat hidup jauh lebih mudah. ExxonMobil mencatat saat ini energi yang digunakan bagi rumah tangga modern di banyak negara jumlahnya baru 20 juta MBTU atau masih jauh di bawah 50 juta MBTU.
"Namun kita membutuhkan energi tidak hanya untuk rumah tangga modern, tapi aspek kehidupan modern lainnya. Kita membutuhkan energi untuk transportasi penumpang, transportasi komersial, untuk memindahkan barang dan jasa ke seluruh dunia," jelasnya.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article ExxonMobil Mau Investasi Hingga US$ 15 Miliar Untuk Bisnis Baru di RI