Imbas Sanksi, Raksasa Minyak AS Bekukan Proyek Baru di Rusia

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
04 April 2022 21:12
FILE - A Russian construction worker speaks on a mobile phone during a ceremony marking the start of Nord Stream pipeline construction in Portovaya Bay some 170 kms (106 miles) north-west from St. Petersburg, Russia on April 9, 2010. Europe is short of gas. Russia could in theory supply more beyond its long-term agreements, but hasn't, leading to accusations it is holding back to pressure Europe to approve a new controversial Russian pipeline.  (AP Photo/Dmitry Lovetsky, File)
Foto: AP/Dmitry Lovetsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika Serikat, ExxonMobil, telah menangguhkan proyek gas alam cairnya (LNG) di Far East Rusia, setelah bulan lalu mengatakan akan keluar dari operasi migas Rusia yang bernilai US$ 4 miliar dan menghentikan investasi baru akibat sanksi atas serangan Rusia terhadap Ukraina.

Hal tersebut berdasarkan info dari kantor berita Interfax, mengutip seorang Gubernur Rusia, dikutip dari Reuters, Senin (04/04/2022).

Keputusan itu akan membuat Exxon menarik diri dari pengelolaan fasilitas produksi minyak dan gas besar di Pulau Sakhalin di Far East Rusia, dan menempatkan nasib fasilitas LNG multi-miliar dolar yang diusulkan di sana dalam ketidakpastian.

Exxon telah merencanakan untuk membangun proyek Far East Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapasitas tahunan lebih dari 6 juta ton sebagai bagian dari konsorsium Sakhalin-1 yang dipimpin oleh raksasa energi Rusia Rosneft.

"Proyek, yang telah diumumkan oleh perusahaan Amerika - Exxon - di pelabuhan De Kastri dengan pipa dari Sakhalin, dibekukan sampai pemberitahuan lebih lanjut dari mereka," kata Gubernur wilayah Khabarovsk, Mikhail Degtyaryov, seperti dikutip Interfax, melalui Reuters, Senin (04/04/2022).

"Kenapa dilakukan? Saya heran, ini tembakan di kaki."

Exxon di Moskow merujuk Reuters ke pengumuman perusahaan tentang keputusannya untuk meninggalkan bisnis di Rusia pada 1 Maret 2022 lalu.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Berisiko Tinggi Alami Tumpahan Minyak dari Kegiatan Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular