
MotoGP Effect, Harga Tanah Hingga Properti Lombok Melesat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaksanaan event internasional MotoGP 2022 di Mandalika, Nusa Tenggara Barat mendongkrak harga properti di wilayah tersebut. Kini, banyak rumah tapak yang mengalami kenaikan harga akibat melonjaknya harga tanah.
Anggota Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) di NTB Bohari Rahman mengungkapkan bahwa kenaikan harga itu terbilang cukup besar. Namun, itu bergantung pada ukuran hunian dan lokasinya.
"Rumah komersil yang tadinya harga rumah Rp300 juta sekarang jadi Rp350 juta untuk rumah menengah, ukuran luas bangunan 40 m2 dan luas tanah 90-100 m2. Sementara yang luas bangunan 100 m2 itu dari harga Rp800 menjadi sekitar 900 jutaan (hampir Rp1 miliar)," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (24/3/22).
Terlihat kenaikannya berkisar antara 10-15%. Harga rumah dengan kenaikan tertinggi umumnya berada di lokasi strategis, misalnya di pusat perkotaan, misalnya yang terjadi di Ibu Kota NTB, Mataram. Sementara itu hunian di sekitaran Mandalika, tempat berlangsungnya Moto GP justru tidak begitu terpengaruh.
"Geliat untuk hunian komersil lebih ramai di Mataram karena masyarakatnya heterogen, urbanisasi, jadi lebih minat di NTB ini Mataram yang jadi favorit mereka untuk hunian dan Lombok Barat. Dibanding Mandalika iya untuk hunian, karena dari sisi keamanan, kenyamanan. Justru banyak yang kerja di Mandalika resort mereka tinggalnya di Mataram," jelas Hari.
Sebaliknya, harga properti yang naik dari kawasan Mandalika ialah tanah. Berbeda dengan Mataram yang lebih banyak dihuni, kawasan Mandalika lebih didominasi lahan tanah. Sementara hunian rumah yang ditransaksikan lebih banyak berasal dari segmen rumah seken.
"Saat ini nggak begitu signifikan dari sisi primary, lebih banyak secondary karena nggak begitu banyak projek baru. itu pun masih standar, yang saya lihat justru signifikan itu tanah kosong, untuk projek lah ya," sebutnya.
Umumnya mereka berminat untuk berinvestasi di bidang pariwisata.
"Yang hunting ramai memang belum terjadi banyak transaksi, tapi sudah mulai banyak yang tanya spesifiknya tanah, spesifik lagi di kawasan pariwisata. Tapi bukan perkotaan karena itu kurang signifikan," katanya
Karena semakin tingginya minat, maka harga tanah di NTB pun makin melonjak. Beberapa kawasan utama memiliki kenaikan paling signifikan, utamanya di sekitar Mandalika.
"Daerah ring satu Mandalika karena pusatnya, yang tadinya harga tanah Rp1 juta per m2 jadi 2x lipat jadi Rp2 juta/m2 harganya. Atau dari Rp100 juta per 100m2 jadi Rp200 juta per m2," ujar Hari.
Ada perbedaan karakter antara kawasan pariwisata dan perkotaan, dimana kawasan perkotaan lebih banyak ditempati lembaga pemerintah setempat, sementara kawasan pariwisata didominasi oleh berbagai daya tarik pariwisata.
Akibatnya, geliat ekonomi di kawasan pariwisata lebih hidup.
Potensi tersebut yang menjadi incaran para investor. Banyak dari mereka yang berencana untuk membeli lahan untuk kemudian dijadikan hotel hingga homestay.
"Lebih mengarah ke sana karena Lombok lebih dikenal dengan pariwisatanya," sebut Hari.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada MotoGP Effect, Harga Rumah di Lombok 'Meledak'