
Harta Karun Hijau Melimpah, RI Pede Setop PLTU Batu Bara

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mencatat bahwa Indonesia memiliki 'harta karun hijau' atau dalam hal ini potensi sumber daya dari Energi Baru dan Terbarukan yang berlimpah.
Dengan berlimpahnya sumber daya EBT itu, pemerintah pede akan mempensiunkan dini atau menyetop Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
"Jadi saya ingin sampaikan, potensi di Indonesia luar biasa dan our commitment ke EBT itu tidak akan pernah diragukan," ungkap Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dalam Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan, di Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Dalam catatan Luhut, di Kalimantan Utara (Kaltara) akan menjadi satu Green Integrated Industrial Park dengan memiliki luas lahan mencapai 30.000 hektare yang akan menggunakan 8.000 Mega Watt (MW) Pembangkit Tenaga Listrik Hydro, dan 10.000 MW Solar Panel.
Tak hanya itu, Indonesia juga memiliki sejumlah 2,9 Trillion Cubic Feet (TCF) gas. "Jadi kita akan buat sesuatu yang bagus dan akan mengubah struktur Indonesia," ungkap Luhut.
Seperti yang diketahui, Indonesia memiliki target net zero emission sampai pada tahun 2060, adapun di tahun 2030 Indonesia memiliki target zero emission mencapai 29%. Tak hanya wacana, kata Luhut, Indonesia tidak hanya bicara pada wacana, karena target net zero emission ini juga untuk mendukung terjadinya perubahan iklim yang ekstrem.
Pemerintah berkomitmen untuk mempensiunkan dini PLTU batu bara sebagai salah satu cara transisi energi untuk tetap bisa berjalan. "Mungkin kita sebagai negara salah satu melakukan show case di G20 kita akan umumkan 350 Giga Watt yang kita early retire dari coal fire," ungkap Luhut
Dengan rencana itu, Luhut bercerita bahwa negara-negara maju menganggap kebijakan negara berkembang seperti Indonesia atas penyetopan PLTU batu bara tidak care.
"Saya bilang di Washington kita itu care. Care kepada next generation of Indonesia, kita tidak berpikir ke orang lain. Jadi kalian tidak perlu khawatir dan ajar-ajarin kami apa yang harus kita lakukan, kita bicara sama, tak perlu khawatir bahwa kami tidak akan melakukan. pasti kami lakukan. saya tidak mau lihat cucu saya sengsara karena policy yang salah yang kami lakukan," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLTU Batu Bara Tergusur, Ini Bukti Nyatanya..
