Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Kasus Covid-19 terus melandai selama bulan Maret. Melandainya kasus membuat pemerintah semakin melonggarkan berbagai kebijakan untuk mempersiapkan Ramadhan dan lebaran agar berjalan lebih meriah. Pelonggaran juga untuk membangunkan industri pariwisata yang mulai bangkit setelah mati suri.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan kasus Covid-19 sepekan terakhir (8-14 Maret) mencapai 130.019, turun 36,8% dibandingkan pekan sebelumnya (1-7 Maret) yang berada di angka 205.567.
Pada Senin (14/3), kasus Covid-19 hanya menyentuh 9.629. Jumlah tersebut adalah yang terendah sejak 28 Januari 2022 (9.905) dan sudah turun 85,1% dari puncaknya pada 16 Februari 2022 (64.718).
Kasus kematian juga semakin menurun meskipun penurunannya terbilang lambat. Jumlah kasus kematian hanya turun 4,2% selama sepekan terakhir menjadi 2.007 jiwa dari 2.095 jiwa pada pekan sebelumnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan pemerintah akan mengakselerasi vaksinasi lengkap untuk menekan kasus kematian. Upaya tersebut diharapkan bisa mendukung ibadah Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri yang sudah ada di depan mata.
"Kita berharap agar jalannya aktivitas ibadah umat Muslim dalam Ramadhan dan Idul Fitri nanti tetap dapat berjalan maksimal, dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan sehingga tidak terjadi lonjakan kasus," tutur Luhut dalam konferensi pers, Senin (14/3).
Dalam catatan Kementerian Kesehatan, vaksinasi dosis lengkap baru mencapai 72,8% dari target sementara untuk booster baru di angka 7,07%. Padahal, pencapaian vaksinasi dosis pertama sudah 92,95%.
Selain akselerasi vaksinasi, pemerintah juga telah melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat untuk memeriahkan event MotoGP, Ramadhan hingga lebaran.
Sebagai catatan, Ramadhan dan lebaran adalah periode paling penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia karena menjadi puncak konsumsi masyarakat Indonesia.
Sementara itu, event MotoGP menjadi krusial karena menjadi event terbesar setelah pandemi melanda Maret 2020. Ketiga event tersebut akan menentukan seberapa besar dorongan konsumsi rumah tangga kepada pertumbuhan ekonomi.
Konsumsi rumah tangga, secara tradisi, menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, konsumsi memegang kontribusi lebih dari setengah produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Namun, sejak pandemi melanda, konsumsi Indonesia loyo dan membuat pertumbuhan ekonomi terkoreksi. Satu hal yang belum pernah terjadi sejak era Krisis Keuangan Asia 1997/1998.Â
Sejak pandemi melanda Maret 2020, konsumsi terkontraksi dalam empat kuartal yakni sepanjang kuartal II/2020 sampai kuartal I/2021.
Kontribusi konsumsi juga turun ke 54,42% pada tahun 2021, dibandingkan pada tahun 2019 atau era sebelum pandemi (56,63%).
Secara tahunan, momen Ramadhan dan Lebaran adalan puncak dari konsumsi masyarakat Indonesia. Tidak hanya makanan, konsumsi selama Ramadhan meningkat karena ada peningkatan belanja baju hingga permintaan jasa transportasi.
Pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara besar-besaran sejak pekan lalu menjadi sinyal bahwa pemerintah siap menggerakkan konsumsi masyarakat menjelang Ramadhan dan lebaran. Pelonggaran paling signifikan di antaranya adalah meniadakan kewajiban tes antigen untuk perjalanan serta mengizinkan transportasi publik untuk mengisi kapasitas 100%.
Untuk wilayah Jabodetabek, status PPKM juga masih dipertahankan di level 2 yang memungkinkan mall dan pusat perbelanjaan membuka layanan dengan kapasitas 75%.
Pelonggaran tersebut akan sangat memudahkan mobilitas masyarakat dalam bepergian ke pusat bisnis ataupun perbelanjaan. Hal ini berbanding 180nderajat dalam dua tahun sebelumnya di mana pemerintah mengetatkan pembatasan di bulan Ramadhan ataupun Lebaran.
Pada tahun 2020 misalnya, masyarakat Muslim diminta untuk tidak beribadah sholat Tarawih di masjid selama Ramadhan. Pemerintah juga sudah melarang tradisi mudik pada tahun 2020 dan 2021.
Padahal, mudik adalah tradisi pulang kampung yang menggerakkan uang triliunan rupiah. Bank Indonesia mencatat, penarikan uang tunai selama lebaran 2020 hanya berkisar Rp 109,2 triliun. Pada lebaran tahun 2019, penarikan uang tunai selama lebaran lebih dari Rp 185 triliun.
Peredaran uang tunai selama mudik menjadi pelumas bagi pertumbuhan ekonomi di daerah karena konsumsi dalam bentuk oleh-oleh ataupun wisata akan melonjak drastis.
Industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul karena pandemi. Kebijakan lockdown serta pelemahan daya beli menggerus industri tersebut serta industri pendukungnya seperti transportasi udara dan UMKM kreatif.
Penurunan kunjungan tidak hanya terjadi untuk wisatawan mancanegara (wisman) tetapi juga domestik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisman pada tahun 2021 sebanyak 1,56 juta. Angka tersebut tidak sampai sepersepuluh dari kunjungan wisman 2019 (16,11 juta).
Pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) juga anjlok menjadi 518 juta pada 2020 dari 722 juta pada tahun 2019.
 Sumber: Kemenparekraf |
Untuk kembali menggerakkan pariwisata, pemerintah sudah mengambil pelonggaran drastis. Di antaranya adalah dengan meniadakan karantina untuk kunjungan wisnus ke Bali, penerapan visa on arrival, serta penghapusan kewajiban tes antigen bagi wisnus.
"Penerapan visa on arrival juga mampu mendorong peningkatan wisatawan mancanegara yang masuk. Sejak dibukanya Visa On Arrival pada tanggal 7 Maret lalu, kedatangan PPLN (Pelaku Perjalanan Luar Negeri) dengan visa on arrival sebanyak 449 pax," tutur Luhut.
Kunjungan wisman diharapkan bisa mencapai 1,8-3,6 juta pada tahun ini dengan sumbangan devisa diharapkan menembus US$0,47-1,7 miliar. Sumbangan devisa tersebut lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada tahun 2020 yakni US$0,32 miliar.
Kontribusi sektor pariwisata kepada juga diharapkan meningkat menjadi 4,3% terhadap PDB pada tahun ini dari 4,05% terhadap PDB pada tahun 2020. Sementara itu, pergerakan wisnus diharapkan mencapai 550 juta pada tahun ini, naik dari 518,6 juta pada tahun 2020.
Pemerintah berharap gelaran MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi titik balik kunjungan wisman dan wisnus setelah pandemi. Tidak heran kemudian jika pemerintah menyiapkan event MotoGP dengan jor-joran mulai membuat paket murah, menyediakan ratusan bus gratis, menyiapkan ribuan kamar hotel hingga tenda untuk penginapan, hingga menambah rute penerbangan ke NTB.
"Tahun 2022 menjadi tahun pemulihan pasar wisatawan. Untuk kunjungan wisman tahun ini akan ditopang oleh berbagai event internasional seperti MotoGP di Mandalika," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam sebuah seminar, Februari lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA