Simak Lagi! Penjelasan Lengkap Luhut Soal Omicron Terkendali

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
22 February 2022 09:15
Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Ratas PPKM, Jakarta, (21/2/2022) (Tangkapan layar Youtube Sekpres RI)
Foto: Keterangan Pers Menteri terkait Hasil Ratas PPKM, Jakarta, (21/2/2022) (Tangkapan layar Youtube Sekpres RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Covid - 19 melonjak tajam semenjak adanya varian Omicron. Meski begitu pemerintah meminta masyarakat tidak panik karena keadaan diklaim masih terkendali.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan perkembangan kasus Omicron melebihi tren varian Delta. Namun menurutnya kondisi masih terkendali karena rawat inap dan angka kematian masih lebih rendah dari puncak Delta lalu.

"Kami melihat provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Bali yang sudah memasuki tren penurunan kasus konfirmasi harian. Tren angka hospitalisasi juga terlihat menurun di DKI Jakarta dan Bali," terangnya dalam konferensi pers, Senin (21/2/2022).

Luhut menjabarkan, tingkat keterisian rawat inap rumah sakit di provinsi Jawa dan Bali masih jauh di bawah saat varian delta. Selain itu peningkatan kasus justru kebanyakan dari kelompok tenaga kesehatan.

Suasana Wisma Atlet, Kemayoran, Kamis (13/1/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Suasana Wisma Atlet, Kemayoran, Kamis (13/1/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Suasana Wisma Atlet, Kemayoran, Kamis (13/1/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Luhut menjelaskan dari 2.484 pasien meninggal 73% diantaranya belum melakukan vaksinasi dosis lengkap, 53% adalah lansia dan 46% memiliki penyakit komorbid. Dimana rata-rata meninggal 5 hari sejak masuk ke dalam rumah sakit.

"Dan komorbid terbanyak adalah diabetes melitus," jelasnya.

Secara spesifik dia mendapat mandat dari presiden supaya risiko kematian terhadap lansia orang yang belum di vaksin dan memiliki komorbid ditekan semaksimal mungkin. Makanya pemerintah akan melakukan beberapa langkah mitigasi.

"Salah satunya dengan adanya interkoneksi data antara BPJS Kesehatan yang memiliki komorbid dan data penambahan kasus NAR Kemenkes, sehingga jika ada penambahan kasus langsung terdeteksi. Apakah dia komorbid atau tidak," tuturnya.

Juga melakukan percepatan perluasan vaksinasi lengkap termasuk booster untuk meningkatkan kekebalan masyarakat supaya bisa masuk dalam kategori endemi.

Untuk diketahui ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan level asesmen. Seperti Solo Raya, Semarang Raya kini masuk dalam level 3. Sementara untuk Jabodetabek, Bali, DIY, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya saat ini masih berada pada level 3.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Bawa Kabar Tak Enak Soal Covid Omicron RI, Berani Baca?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular