Suku Bunga Potensi Naik, Sektor Properti dan Perbankan Siap?

Lalu Rahadian & Teti Purwanti, CNBC Indonesia
17 February 2022 14:07
The Fed Bersiap Naikkan Suku Bunga
Foto: The Fed Bersiap Naikkan Suku Bunga

Jakarta, CNBC Indonesia - Wacana Bank Sentra Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed untuk menaikkan suku bunga secara agresif mendapat cukup sorotan. Yang sudah-sudah, kenaikan suku bunga The Fed memiliki imbas berskala global.

Di dalam negeri kenaikan suku bunga menjadi salah satu indikator perekonomian yang diperhatikan oleh para pelaku pasar dan industri. Di sektor properti atau perumahan, suku bunga turut memberikan andil dalam kinerja penjualan. Apabila biaya bunga rendah, tentunya konsumen akan lebih banyak yang melakukan pembelian.

Direktur Paramount Land, M. Nawawi bilang suku bunga rendah yang menjadi kebijakan Bank Indonesia (BI) turut memengaruhi besaran bunga KPR yang berlaku kepada para konsumen. Hal tersebut dinilai cukup baik dalam menjaga demand di sektor perumahan.

"Sepengetahuan saya ini adalah titik di mana bunga KPR rendah dan ini juga sangat positif menggairahkan properti. Saya ingin konfirmasi penjualan di 2020-2021 tak kurang 70-75% transaksi KPR atau melalui perbankan. ini tak lepas dari program dari perbankan," tukas Nawawi dalam CNBC Indonesia Property Outlook 2022, Kamis (17/2/2022).

Berbagai program yang ditawarkan perbankan, lanjutnya, sangat mungkin untuk dikolaborasikan dengan program para developer. Seperti harga jual yang sama untuk pembelian tunai dan melalui KPR. Sehingga konsumen bisa semakin diuntungkan, terutama dengan cukup banyaknya stimulus atau insentif yang diberikan pemerintah di sektor ini. Salah satunya adalah diskon pajak pertambahan nilai.

"Secara overall suku bunga rendah bunga KPR mendukung ini jadi satu hal positif," tegas Nawawi. 

Di lain pihak, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menyebut, bahwa pihaknya dan industri perbankan secara umum sudah bersiap dengan adanya proyeksi kenaikan suku bunga The Fed.

"Dengan concern kenaikan suku bunga, perbankan akan bersiap. Punya waktu cukup 6 bulan untuk meyiapkan diri, mencari dana-dana yang stabil, pendanaan jangka panjang selagi ada akses suku bunga lebih rendah dilakukan di awal 2022, khusus properti yang sangat domestik driven, konten impor rendah, semua dari lokal, dampak ada tapi minimal," tuturnya.

Berdasarkan situs perseroan per 31 Januari 2022, tercatat suku bunga dasar kredit (SBDK) BTN untuk kredit korporasi sebesar 8%, kredit retail 8,25%, KPR 7,25% dan kredit konsumsi non-KPR 8,75%.  

Diketahui, rencana The Fed menaikkan suku bunga secara agresif diambil sebagai langkah normalisasi kebijakan, terutama untuk mengantisipasi melonjaknya inflasi di AS. Dalam pengumuman indeks harga konsumen (IHK) terbaru 10 Februari lalu, di Negeri Paman Sam tercatat inflasi tahunan sebesar 7,5%.

Sementara itu, Bank Indonesia memandang belum saatnya untuk menaikkan suku bunga acuan dari level 3,5% yang telah bertahan selama setahun terakhir. Selama inflasi masih terjaga, dan belum memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan rendah.

"Risiko normalisasi perlu kita pastikan dan masih dapat kita kelola dengan baik dengan mendukung stabilitas ekonomi domestik," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam webinar yang menjadi rangkaian Pertemuan G20, rabu (16/2/2022). 


(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Perketat Suku Bunga Pada Akhir 2022?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular