Ada Kabar Baik Soal Covid-19 Omicron, Bakal Jadi Flu Biasa?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 January 2022 06:20
Covid Landai, Begini Kondisi Terkini Wisma Atlet Kemayoran
Foto: Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran Jakarta, Selasa (23/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Namun bukan berarti semua kabar buruk bin mengerikan. Di tengah-tengah berita seram tersebut, ada harapan yang melegakan.

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan, memaparkan serangan omicron tidak (atau belum) separah varian delta yang meneror tahun lalu. Risiko gejala berat dan kematian relatif rendah.

"Saat varian delta, hospitality rate 20% dari kasus aktif, masuk ICU 5%, fatality rate 1,8-3%. Omciron data di luar negeri hospitalisasi jauh lebih rendah, 1-4%. Masuk ICU berkisar di bawah 1% hingga 1%, rendah sekali," ungkapnya.

Budi menambahkan, saat ini pasien yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 ada sekitar 7.000 orang. Kapasitas maksimal ada di kisaran 120.000-130.000.

Khusus di Jakarta, Budi menyebut ada sekitar 1.700-1.800 orang yang masuk fasilitas karantina. Kapasitas maksimal ada di kisaran 11.000.

"Masuk ke rumah sakit sebenarnya tidak perlu, yang masuk adalah kondisi sedang dan berat. Untuk gejala ringan seperti demam, batuk, saturasi oksigen di atas 95%, bisa dirawat sendiri di rumah.

"Tetap waspada, hati-hati, selalu jaga masker, hindari kerumuman. Kalau kerja di rumah ya di rumah saja, jangan terlalu banyak jalan-jalan. Kalau tertular, disiplin tinggal di rumah, minum vitamin. Kalau demam, minum obat untuk menurunkan panas. Insya Allah sembuh," terang Budi.

Kabar baik lain datang dari AS. Laporan dari US Centers for Disease Control and Preventions (CDC) menyebut virus corona varian omicron tidak menyebabkan dampak separah varian delta.

Menurut laporan CDC, tingkat perawatan di ICU saat gelombang serangan omicron di Negeri Paman Sam saat ini sekitar 29% lebih rendah ketimbang musim dingin lalu. Dibandingkan saat gelombang serangan varian delta, tingkat perawatan di ICU lebih rendah 26%.

Nah, saat ini omicron adalah varian paling dominan di AS, menggeser delta. Varian dominan itu kini sudah lebih 'jinak', ancaman terhadap nyawa lebih kecil.

Selama periode 19 Desember 2021-15 Januari 2022, saat serangan omicron memuncak di AS, angka kematian rata-rata adalah sembilan orang per 1.000 kasus positif. Lebih sedikit ketimbang saat serangan varian delta yaitu 13 per 1.000 kasus positif.

"Tingkat keparahan yang lebih rendah kemungkinan besar disebabkan oleh cakupan vaksinasi yang kini lebih luas. Booster juga memberikan pertahanan lebih," sebut laporan CDC.

Menurut CDC, kejadian ini tidak hanya dialami di AS. Afrika Selatan, Inggris, dan Skotlandia juga mengalami hal serupa.

Varian omicron yang kini menjadi varian dominan menjadi bukti awal bahwa Covid-19 makin lama akan makin 'jinak'. Ini menjadi harapan bahwa pandemi Covid-19 akan berakhir dan statusnya mengalami 'degradasi' menjadi endemi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular