Gawat! Covid Jerman Naik 1.000%, Bisnis Mulai Lumpuh!
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 masih meninggi di Jerman. Data Robert Koch Institute menyebut pada Kamis (27/1/2022) Negeri Sungai Rhein itu melaporkan rekor harian tertingginya di angka 203.136 kasus.
Bila ditelusuri, kenaikan ini merupakan hampir 1.000% atau 10 kali lipat bila dibandingkan dengan 27 Desember lalu. Saat itu, jumlah kasus harian berada di level 18 ribu hingga 23 ribu kasus per hari.
Hal ini pun memberikan alarm baru bagi para tenaga kesehatan. Anggota Dewan Asosiasi Dokter Perawatan Darurat dan Intensif (DIVI) Uwe Janssens menyebut, fasilitas kesehatan perlu mewaspadai bertambahnya jumlah pasien dalam beberapa hari ke depan.
"Rumah sakit saat ini tidak kelebihan beban, tetapi itu bisa berubah dalam beberapa minggu mendatang," ujarnya kepada Reuters, Kamis (27/01/2022).
Ia juga menambahkan secara rinci, jika jumlah infeksi harian meningkat di atas 300.000 kasus, maka mungkin ada masalah bagi infrastruktur kritis Jerman. Sebelumnya, Menteri Kesehatan Karl Lauterbach memperkirakan kasus harian bisa melebihi 400.000 pada pertengahan Februari mendatang.
Tak hanya dalam bidang kesehatan, lonjakan infeksi yang sangat besar ini mulai melumpuhkan beberapa perusahaan yang padat tenaga kerja. Lufthansa Cargo, misalnya, mengatakan akibat gelombang infeksi ini pihaknya mengalami krisis tenaga kerja.
"Meskipun tindakan pencegahan komprehensif, kami sekarang jelas merasakan peningkatan jumlah infeksi," kata Lufthansa Cargo, menambahkan bahwa saat ini 15% kargonya yang terletak di markasnya, Bandara Frankfurt, mengalami penundaan.
Sementara itu, anggota parlemen Jerman berdebat pada hari Rabu apakah akan memberlakukan kewajiban vaksinasi Covid-19 bagi warganya. Anggota parlemen dari mitra koalisi Kanselir Olaf Scholz, Free Democrats, menentang vaksinasi wajib. Mereka berdalih dengan alasan hal ini melanggar pasal kedua konstitusi Jerman yang menjamin kontrol warga atas tubuh mereka sendiri.
Sejauh ini, Jerman telah melaporkan lebih dari 9,32 juta kasus infeksi Covid-19. Dari jumlah itu, ada 117 ribu infeksi yang berakhir dengan kematian.
(tps/wia)