Internasional

Jangan Lengah! Ini Pesan Terbaru AS Soal Varian Omicron

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
27 January 2022 20:03
Kevin Barrett, in quarantine after his former hospital roommate tested positive for COVID-19, sits in bed as he recovers from an injury as registered nurse Scott McGieson looks at records in the room in the acute care unit of Harborview Medical Center, Friday, Jan. 14, 2022, in Seattle. About half the patients in the unit are COVID-19 positive or in quarantine after exposure. Washington Gov. Jay Inslee is deploying 100 members of the state National Guard to hospitals across the state amid staff shortages due to an omicron-fueled spike in COVID-19 hospitalizations. Inslee announced Thursday that teams will be deployed to assist four overcrowded emergency departments at hospitals in Everett, Yakima, Wenatchee and Spokane, and that testing teams will be based at hospitals in Olympia, Richland, Seattle and Tacoma. (AP Photo/Elaine Thompson)
Foto: AP/Elaine Thompson

Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Amerika Serikat (AS) memberi alarm terbaru mengenai Varian Omicron. Bada itu menyebut bahwa varian ini bukanlah varian yang ringan meski gejalanya memang lebih ringan dibandingkan varian lainnya seperti Delta.

Dalam sebuah konferensi pers, Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky menyebut pernyataan ini ia dapatkan setelah melihat angka rawat inap akibat Covid-19 yang melonjak di negara itu. Ia menekankan bahwa masyarakat perlu untuk terus memberlakukan protokol kesehatan.

"Lebih ringan tidak berarti ringan dan kita tidak bisa mengabaikan tekanan pada sistem kesehatan kita dan jumlah kematian yang substansial," ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International, Rabu (26/1/2022).

"Penting untuk diingat bahwa kita masih menghadapi beban penyakit yang tinggi secara keseluruhan. Penting juga masyarakat untuk divaksinasi, waspada, dan memakai masker."

Data dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS pada Selasa menyebut ada sekitar 155.000 pasien Covid-19 di Negeri Paman Sam. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah dan membebani industri perawatan kesehatan.

"Saya tahu banyak orang lelah, tetapi banyak rumah sakit kami masih berjuang melebihi kapasitas," tambah Walensky. "Sudah lama dua tahun. Namun, tolong sekarang lakukan bagianmu untuk bersandar pada momen saat ini."

Meski begitu, penasihat medis Gedung Putih Dr. Anthony Fauci mengatakan bahwa gelombang pasien ini akan bersifat sementara saja hingga Februari mendatang. Hal ini juga didorong oleh vaksinasi Covid-19 dosis penguat yang telah disebarluaskan di negara adidaya itu.

Hingga saat ini AS masih menjadi negara yang memiliki banyak kasus infeksi Covid. Negara yang saat ini dalam kepemimpinan Presiden Joe Biden itu mencatat adanya total 74.022.272 kasus infeksi dan 897.932 kematian sejak virus itu masuk ke negara itu.


(tps/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Puji Tuhan! Amerika Bawa Kabar 'Melegakan' Baru soal Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular