Negeri Shevchenko Panas, Apa Ngaruhnya Buat Indonesia?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
26 January 2022 07:10
A convoy of Russian armored vehicles moves along a highway in Crimea, Tuesday, Jan. 18, 2022. Russia has concentrated an estimated 100,000 troops with tanks and other heavy weapons near Ukraine in what the West fears could be a prelude to an invasion. The Biden administration is unlikely to answer a further Russian invasion of Ukraine by sending U.S. combat troops. But it could pursue a range of less dramatic yet still risky options, including giving military support to a post-invasion Ukrainian resistance. (AP Photo)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina makin memanas. Ternyata dampaknya tidak hanya dirasakan oleh kedua negara, tapi menjalar hingga Indonesia.

Persoalan Rusia dan Ukraina kompleks. Bukan hanya melibatkan klaim wilayah, dalam hal ini Krimea yang dicaplok Rusia tahun 2014, tapi juga hegemoni Rusia dan Barat.

Sejak revolusi terjadi di tahun yang sama, yang menyingkirkan pemimpin pro-Rusia di negara itu, Ukraina semakin dekat dengan Barat. Bahkan Ukraina berniat menjadi bagian NATO.

Rusia menentang ini terjadi. Dikhawatirkan akan ada pangkalan militer NATO di dekat Rusia. Dalam pembicaraan damai Putin kerap meminta jaminan AS dan NATO terkait hal tersebut. Namun selalu deadlock, termasuk Jumat lalu.

Namun jangan khawatir, dampak konflik Ukraina tidak akan berdampak signifikan bagi perdagangan Indonesia secara langsung. Ini karena porsi Ukraina dalam perdagangan dengan Indonesia relatif kecil.

Neraca dagang Indonesia dengan Ukraina memang defisit US$ 629 juta. Ini karena Indonesia lebih banyak mengimpor barang dari Ukraina. Namun, nilai impor Indonesia dari Ukraina yang US$ 1,01 miliar hanya 0,67% dibandingkan dengan total impor Indonesia sepanjang tahun 2021.

Sementara itu nilai ekspor Indonesia ke Ukraina sebesar US$ 383,19 juta. Perannya hanya 0,19% dibandingkan dengan total ekspor sepanjang tahun 2021.

Barang paling banyak dikirim ke Ukriana adalah margarin dengan nilai US$ 17,95 juta hingga Oktober 2021. Lainnya, Indonesia banyak mengekspor buah dan sayur dikeringkan, kopi, minyak makan dan minyak nabati, arang kayu, serta ban luar dan dalam ke negara kelahiran legenda sepak bola AC Milan Andriy Shevchenko tersebut.

Indonesia malah akan diuntungkan secara tidak langsung dari ketegangan kedua negara ini. Ketegangan geopolitik yang berkecamuk di Rusia membuat investor ketar-ketir terhadap pasokan nikel global yang sudah langka. Uni Eropa dan Amerika Serikat akan mengancam menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika nekat menyerang Ukraina.

Sanksi ini yang menurut Alastair Munro, seorang pialang di Marex, yang akan memperburuk pasokan nikel di pasar.

Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 280.000 ton pada tahun 2020, mengacu data Statista. Sehingga pengaruhnya besar terhadap pergerakan harga nikel dunia

Indonesia patut bersyukur karena dilimpahi sejumlah sumber daya energi dan tambang, termasuk nikel. Bahkan, 'harta karun' nikel Indonesia merupakan terbesar dibandingkan negara lainnya. Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah cadangan tersebut merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. 

Selain itu, harga gas alam juga terancam kembali menguat jika konflik sampai pecah karena akan mengganggu penyaluran gas alam di Eropa, konsumen gas utama dunia. Akibatnya ini akan mendorong harga komoditas energi pengganti gas alam seperti minyak dan batu bara.

"Jika konflik (Rusia-Ukraina) memanas akan ada gangguan pasokan gas alam. Korelasi gas alam, minyak mentah, dan batu bara pergerakannya similar atau sejalan. Maka gas naik ada pergerakan harga energi lainnya naik beriringan," kata Girta Yoga, Research & Development ICDX dalam Commodity Outlook 2022, Selasa (25/1/2021).

Jika harga energi melaju seperti perkiraan, maka Indonesia akan diuntungkan sebagai pemasok komoditas energi dunia khususnya batu bara.

Indonesia adalah eksportir batu bara terbesar di dunia. Berdasarkan data Badan Energi Internasional (IEA),ekspor batu bara dari Indonesia tercatat sebesar 405 juta ton. Sehingga harga yang meningkat dapat membuat pendapatan Indonesia juga meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular