
KPR, Oh KPR... Beli Rumah Rp 500 Juta Bayarnya Rp 1 Miliar!

Perry menegaskan bahwa kenaikan GWM tidak akan membuat perbankan 'tercekik'. Meski likuiditas disedot sekitar Rp 200 triliun, tetapi bank masih punya ruang untuk menyalurkan kredit karena likuiditas tetap memadai.
"Likuiditas masih berlebih. Dengan penyerapan likuiditas (melalui GWM), jumlahnya akan turun tetapi sangat-sangat longgar," tegas Perry.
Akan tetapi, yang namanya penarikan likuiditas tentu akan mempengaruhi biaya dana perbankan. Kalau biaya dana sudah naik, maka bank hampir pasti akan menaikkan suku bunga kredit.
Padahal suku bunga kredit di Tanah Air masih tinggi. Meski BI sudah menurunkan suku bunga acuan secara agresif sejak awal pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), tetapi penurunan suku bunga kredit belum bisa mengimbangi.
Sejak Januari 2020 hingga Januari 2022, BI 7 Day Reverse Repo Rate sudah turun 150 basis poin (bps). Sepanjang Januari 2020 hingga November 2021, suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) turun 129 bps, belum searah dengan penurunan suku bunga acuan.
Namun yang lebih mengenaskan adalah suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Per Oktober 2021, rata-rata KPR rupiah di perbankan komersial adalah 8,11%. Dibandingkan posisi Januari 2020, hanya berkurang 61 bps.
Suku bunga KPR di Indonesia jauh lebih tinggi ketimbang di negara-negara tetangga. Di Singapura, rata-rata suku bunga KPR di 10 perbankan terbesar pada November 2021 ada di 2,81%. Di Thailand, rata-rata suku bunga KPR per 20 Januari 2022 adalah 6,67%.
Sekarang coba kita lihat betapa mahalnya biaya yang harus ditanggung rakyat Indonesia saat melunasi KPR. Mengutip kalkulator KPR di rumahku.com, kita asumsikan jumlah pinjaman yang diberikan bank adalah Rp 500.000.000. Dengan bunga 8,1% dan tenor 25 tahun, maka cicilan yang wajib dibayar nasabah adalah Rp 3.892.262 per bulan.
Dengan demikian, total biaya yang dikeluarkan untuk melunasi KPR selama 25 tahun adalah Rp 1.167.678.603. Rinciannya, pokok pinjaman Rp 500.000.000 dan bunga Rp 667.678.603.
Beli rumah Rp 500 juta tetapi yang dibayar hampir Rp 1,2 miliar. Bunga lebih mahal dari pinjaman pokok. Luar biasa...
Itu kalau bunga KPR masih 8,1%. Nantinya seiring kenaikan GWM, ada kemungkinan suku bunga KPR akan ikut terkerek. Harga yang harus dibayar untuk bisa mendapatkan tempat berteduh bakal makin mahal.
Well, keputusan BI untuk menaikkan GWM mungkin terasa seperti bahasa langit. Terlalu tinggi, terlalu susah dicerna. Namun dampak kebijakan itu akan sangat terasa bagi rakyat jelata, misalnya kepada para hamba KPR...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)