Apa Kabar Proyek Gas 'Raksasa' Kebanggaan Jokowi?

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
Senin, 17/01/2022 19:05 WIB
Foto: Unit Produksi Terapung (Floating Production Unit/FPU) proyek IDD, Kalimantan, Indonesia. Doc. Chevron

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat terdapat empat proyek migas 'Raksasa" yang masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN).

Diantaranya adalah Indonesia Deepwater Development (IDD), Jambaran Tiung Biru, Lapangan Gas Badi Blok Masela dan Tangguh Tran 3. Total investasi keempat proyek ini tercatat mencapai US$ 37,21 miliar.

Dalam catatan SKK Migas saat ini Proyek IDD yakni Gendalo dan Gehem direncanakan akan on stream pada kuartal VI tahun 2025. proyek yang memiliki produksi mencapai 844 MMSCFD dan 27.000 BOPD ini memiliki nilai investasi mencapai US$ 6,98 miliar.


"Untuk proyek IDD ini update sekarang adalah operator Chevron sudah mencoba mencari buyer (pembeli gas), tetapi juga belum terlaksana. Kami masih menunggu dari IDD ini, kemarin sudah kami panggil Chevron untuk menyiapkan PoD. Begitu kami dapatkan (PoD-nya) kami akan sampaikan," terang Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam Konfrensi Pers, Senin (17/1/2022).

Selain itu adalah Proyek Blok Masela. Proyek ini direncanakan bakal on stream pada kuartal 2 tahun 2027. Proyek dengan nilai investasi mencapai US$ 19,8 miliar itu memang terus terkendala masalah. Yang terbaru, salah satu operatornya yakni Chell berencana akan hengkang dari Blok Masela ini.

Namun upaya hengkangnya Shell belum bisa dilaksanakan lantaran divestasi saham 35% atau saham yang akan dijual oleh Chevron tak kunjung menemui pembeli. SKK Migas mencatat bahwa sulitnya Shell mendapatkan pembeli Blok Masela ini lantaran asetnya dianggap tidak kompetitif, karena adanya syarat green energy.

"Abadi Masela masih dalam proses untuk implementasi perencanaan PoD. Ada beberapa yang sedang dibahas dengan KKKS," ungkap Dwi.

Kemudian adalah proyek Tangguh train 3. proyek Liquifed Natural Gas (LNG) raksasa ini direrncanakan bakal selesai pada Desember 2022 ini. Yang mana proyek ini memiliki kapasitas produksi mencapai 700 mmscfd dan 3.999 BCPD dengan nilai investasi US$ 8,9 miliar.

"Tangguh Train 3 yang kita jadwalkan beberapa kali tergeser. Untuk sekarang diharapkan bisa on stream di akhir 2022," ungkap

Yang terakhir, adalah proyek Jambaran Tiung Biru yang memiliki produksi gas mencapai 190 MMSCFD. Proyek ini ditargetkan juga on stream pada kuartal II-2022.

"Sedangkan JTB yang tadinya kita desain rencanakan minggu terakhir 2021 bergeser ke kuartal II-2022 atau sekitar estimasinya adalah Mei. Belum diganti bulan, jadi ini dampaknya," tandas Dwi.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Ingatkan Indonesia Jangan Kena Kutukan Sumber Daya Alam