
Lapangan Migas RI 'Uzur', Rencana 1 Juta Barel Semu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) tahun 2021 merosot. Dari yang sebelumnya mencapai 707 ribu barel per hari (bph) menjadi 660 ribu bph pada tahun 2021.
Tak hanya minyak bumi, sementara capaian lifting gas bumi juga demikian atau turun dari tahun 2020 yang mencapai 983 miliar barel oil equivalen per day (mboepd) menjadi 982 mboepd di tahun 2021.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengakui bahwa tren lifting migas RI sedang mengalami penurunan. Hal itu karena Indonesia belum memiliki sumber migas yang baru.
Terlebih saat ini, kebanyakan sumber minyak di dalam negeri usianya sudah tua, sehingga memiliki jumlah produksi yang terbata.
"Contoh kalo kita memompa minyak yang keluar minyak campur air, sekarang airnya jauh lebih besar dari pada minyaknya. Kemudian sumur kita tua, sumur itu memang ada, tapi jumlahnya terbatas, jadi makin lama makin menurun," terang Arifin Tasrif.
Meski lapangan migas sudah tua, kata Arifin, memang produksinya masih ada, maka dari itu pemerintah butuh strategi untuk melakukan produksi seperti misalnya transformasi resources to production, mempercepat chemical EOR, dan eksplorasi secara masif untuk menemukan cadangan besar.
"Dalam hal ini kita harus lebih fleksibel, kita harus memberikan kesempatan kepada kontraktor sebelum kita menemukan sumber baru. Untuk itu memang cost nya akan berbeda dan itu butuh dukungan insentif yang menarik, yang penting pemerintah mendapatkan bagiannya dan paling utama kita bisa mengurangi impor kita," ungkap arifin
Seperti yang diketahui, bahwa pemerintah memiliki target 1 juta barel untuk minyak bumi dan 12 bscfd di tahun 2030. Untuk mendukung target itu, pihak Kementerian ESDM juga telah menemukan potensi cadangan migas yang besar. Ke depan, pihaknya akan menyiapkan lelang wilayah migas tersebut supaya kegiatan di cadangan besar itu bisa berjalan.
"Yang kita siapkan pelelalangannya dan didukung kebijakan baru terkait SKK Migas supaya menarik investor besar nantinya," ungkap dia
Adapun upaya pemerintah yang akan dilakukan untuk menarik investasi diantaranya adalah menerapkan fleksibilitas kontrak migas seperti halnya dengan memakai skema gross split ataupun cost recovery.
Pihaknya juga akan melakukan perbaikan terms and conditions kontrak pada lelang blok migas.
Diantaranya fleksibilitas kontrak, bonus tandatangan, bidable, split kontrak hingga 50%, DMO price 100%, No Cost Celling, Investment Credit dan Depresiasi dipercepat.
Mengacu data Kementerian ESDM, target lifting migas tahun 2022 untuk minyak mencapai 703 ribu bph dan gas bumi mencapai 1.036 mboepd.
"Kita memiliki target di 2030 untuk mencapai 1 juta bph, ini road map kita laksanakan untuk mengoptimalisasi dan recovery migas ini dengan recovery dan melakukan eksplorasi secara masif," terang.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menggenjot Pengeboran Sumur Migas