Catat! Pengusaha Komitmen Pasok 6,3 Juta Ton Batu Bara ke PLN

Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 January 2022 09:55
Tak Patuhi DMO, Jokowi Ancam Cabut Izin Usaha Batu Bara
Foto: CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha pertambangan batu bara komitmen untuk memasok kebutuhan baru bara dalam negeri untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN (Persero) sebesar 6,2 juta ton - 6,3 juta ton.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan bahwa, kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik milik PLN per bulan rata-rata bisa mencapai 10 juta - 11 juta ton. Maka dengan komitmen pengusaha pertambangan batu bara sebesar 6,2 juta - 6,3 juta ton itu bisa mengamankan pasokan walapun tidak sampai satu bulan.

"Dengan adanya komitmen tambahan 6,2 juta ton ini kita pastikan sampai tanggal 20 itu bisa teratasi, kalau sampai 20 teratasi kita bisa mengatur yang lainnya lagi (kebutuhan batu bara)," terang Arifin Tasrif saat melakukan sidak di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Selasa (4/1/2022).

Sebelumnya, Kementerian ESDM melalui melalui surat Ditjen Minerba Nomor B-1605/MB.05/DJB.B/2021 yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2021, resmi melarang ekspor seluruh pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, IUPK Sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dan PKP2B.

Langkah ini dilakukan guna menjamin terpenuhinya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik. Kurangnya pasokan ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali.

Larangan ekspor yang ditetapkan sampai 31 Januari 2022 itu dilakukan karena hampir 20 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan daya sekitar 10.850 mega watt (MW) akan padam, sehingga berpotensi menggangu kestabilan perekonomian nasional.

Terakumulasi, dari 5,1 juta metrik ton batu bara penugasan Pemerintah, hingga tanggal 1 Januari 2022 hanya dipenuhi sebesar 35 ribu MT atau kurang dari 1%.

Dengan adanya komitmen para pengusaha pertambangan batu bara sebesar 6,3 - 6,3 juta ton itu, kata Arifin Tasrif, pihaknya akan memastikan bahwa itu kargo pengiriman batu bara bisa terangkut dan tersalurkan sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang diperlukan.

"Sehingga bisa mengatasi potensi terjadinya power failure, listrik mati, itu kita tidak mau. bayangin perhitungannya kalau batu bara tidak ada bisa yang terancam ini 10 ribu MW, ini kerugiannya industri sama masyarakat bagaimana. Kita tidak mau," ungkap Arifin.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Naik, Ekspor Batu Bara Cs Meroket 183%!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular