Harga Naik, Ekspor Batu Bara Cs Meroket 183%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor Indonesia pada September 2021 masih tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor mencapai US$ 20,6 miliar atau tumbuh 47,6% dibandingkan periode yang sama seperti tahun lalu (year on year/yoy).
Dari total tersebut sektor non migas menyumbang porsi terbesar dengan 95,4%. Ini ditopang oleh peningkatan sektor pertambangan yang tumbuh 183,5% yoy dan 3,4% mtm menjadi US$ 3,77 miliar.
"Komoditas terbesar adalah batu bara dengan share 70,3% dan pertumbuhannya 168%," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (15/10/2021)
Selain batubara, komoditas dengan pertumbuhan tertinggi adalah biji tembaga dengan 166,2% dan lignid dengan pertumbuhan 904,9%.
Selanjutnya industri pengolahan dengan pertumbuhan 34,3% yoy menjadi US$ 15,51 miliar. Komoditas dengan kenaikan terbesar (yoy) adalah besi dan baja 87,4%, minyak kelapa sawit 59% dan kimia dasar organik 91,8%.
Sementara itu ekspor dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tercatat US$ 390 juta atau minus 4,96%. Namun dibandingkan bulan sebelumnya ada kenaikan 15%.
"Pertanian turun secara yoy adalah karena adanya penurunan komoditas sarang burung turun 42,88%, kemudian udang hasil tangkap turun 90,35% dan sayur-sayuran yang juga turun 45,66%," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Fakta-fakta RI Larang Ekspor Batu Bara Selama Januari 2022
(mij/mij)